Pemenuhan kebutuhan daging sapi nasional masih bergantung pada
impor, hal disebabkan karena terjadinya ketidakseimbangan pada produksi
daging sapi dan laju konsumsinya di Indonesia. Kurangnya pemenuhan
konsumsi daging sapi ini dipengaruhi oleh ketersediaan stok pakan hijauan
yang rendah terutama pada musim kemarau dan kandungan nutrisi pakan
hijauan yang rendah. Kondisi ini menyebabkan dibutuhkannya
pengembangan pakan hijauan alternatif. Salah satu bentuk inovasi yang dapat
dilakukan adalah pengembangan fodder jagung (Zea mays) sebagai pengganti
pakan hijauan ternak. Penggunaan jagung yang dipilih dalam penelitian ini
merupakan tanaman C4 yang mampu tumbuh di daerah yang panas dan
kering, dengan faktor pembatas pertumbuhan maupun produksinya.
Pertumbuhan dan perkembangan dari fodder ini juga didukung dengan
pemupukan yang mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman baik
menggunakan pupuk organik maupun anorganik. Pada penelitian ini
dilakukan pengamatan terhadap dosis penggunaan pupuk hayati yang
digunakan pada biomassa fodder jagung (Z. mays) dengan parameter tinggi
tanaman, berat basah, dan berat kering, serta data proksimat sebagai
pendukung hasil penelitian ini. Perlakuan pupuk pada penelitian ini terdiri
dari pupuk hayati dengan konsentrasi 0,85%; 2,13%; dan 3,4%, pupuk NPK,
dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaplikasian pupuk
hayati dengan konsentrasi 3,4% (8 ml/235 ml air) merupakan konsentrasi
optimum pada sistem fodder jagung terhadap tinggi tanaman, bobot basah,
dan produktivitas biomassa dengan nilai berturut-turut yaitu nilai 35,88 ±
2,65 cm, 0,8 ± 0,15 gram/tanaman, dan 490,7 gram/baki (1 : 4,907).