ABSTRAK Muhammad Akbar Bagaskoro
PUBLIC Resti Andriani
BAB 1 Muhammad Akbar Bagaskoro
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Muhammad Akbar Bagaskoro
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Muhammad Akbar Bagaskoro
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muhammad Akbar Bagaskoro
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Muhammad Akbar Bagaskoro
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhammad Akbar Bagaskoro
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Perkembangan populasi manusia dan teknologi di dunia bahkan di Indonesia ini sangat
cepat, sehingga terjadi peningkatan kebutuhan energi. Berkurangnya cadangan energi
ini mendorong pemerintah untuk menggunakan energi yang lebih bertahan lama serta
ramah lingkungan, energi ini adalah EBT (Energi Baru Terbarukan). EBT di Indonesia
sangat beragam, salah satu EBT yang berpotensi adalah energi panas bumi.
Pengembangan potensi energi panas bumi di Indonesia dibutuhkan metode eksplorasi
panas bumi yang relatif lebih murah dan efektif untuk mendeteksi reservoir panas
bumi. Pengukuran gas tanah merkuri dapat dijadikan sebagai suatu metode yang cukup
akurat dalam mencari daerah potensi panas bumi pada tahap eksplorasi pendahuluan
prospek panas bumi. Dalam penelitian ini penentuan zona potensial melakukan
pengukuran pada tujuh belas(17) titik sumur uji. Pengukuran dilakukan dari bulan Juli
hingga September 2020. Konsentrasi gas merkuri yang terukur memiliki nilai 0 ng/m3
hingga 38.22 ng/m3. Nilai konsentrasi gas merkuri yang tinggi (di atas nilai 5 ,13 ng/m3)
terdapat pada titik PPA-04, GDE-02, TTN-12, dan TTN-14. Nilai konsentrasi
kemudian dikorelasikan dengan litologi, struktur geologi, jarak titik pantau terhadap
Kawah Putih, dan perhitungan statistika deskriptif. Kondisi litologi tidak memberikan
pengaruh terhadap nilai konsentrasi gas merkuri yang terukur. Keberadaan struktur
geologi serta jarak titik pantau terhadap Kawah Putih cenderung mempengaruhi nilai
konsentrasi merkuri. Nilai konsentrasi gas merkuri yang telah dikorelasikan dengan
beberapa parameter kemudian digunakan untuk memperkirakan zona anomali gas
merkuri. Dari hasil analisis korelasi tiap parameter, diduga terdapat dua zona anomali
tinggi gas merkuri, yaitu zona yang berada di sekitar daerah titik TTN-12 dan TTN-14
pada area Kawah Putih, Rancabali.