BAB 1 Dartwin
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Dartwin
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Dartwin
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Dartwin
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Dartwin
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Dartwin
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Sebagai salah satu material prekursor katoda baterai lithium ion tipe nickelmaganese-
cobalt oxide (NMC), nikel dan kobalt dari bijih nikel laterit umumnya
dipreparasi dalam bentuk nikel sulfat dan kobalt sulfat melalui proses pelindian,
pemurnian larutan hasil pelindian, pemisahan nikel dan kobalt dan kristalisasi
keduanya dalam bentuk nikel sulfat dan kobalt sulfat heksahidrat. Pemisahan nikel
dan kobalt umumnya dilakukan dengan metode esktraksi pelarut (solvent extraction,
SX) dalam larutan hasil pelindian presipitat mixed hydroxide precipitate (MHP)
atau mixed sulfide precipitate (MSP). Pada penelitian ini pemisahan nikel dan
kobalt dalam larutan hasil pelindian MHP dilakukan dengan SX menggunakan
Versatic 10 diikuti oleh Cyanex 272 dan dipelajari pengaruh berbagai variabel
proses SX terhadap ekstraksi nikel dan kobalt dan faktor pemisahan antara
keduanya (????Co-Ni) serta faktor pemisahan dengan logam pengotor (Mg dan Ca).
Larutan hasil pelindian disiapkan dengan melakukan pelindian agitasi pada tekanan
atmosfer bijih limonit yang diikuti dengan proses presipitasi besi, presipitasi MHP,
pelindian kembali MHP, dan SX. Percobaan SX dirancang dengan 4 variabel yang
masing-masing divariasikan pada level tertentu. Serangkaian percobaan SX
dilakukan untuk mempelajari pengaruh waktu proses, pH awal, nisbah volume
organik terhadap aqueous (rasio O/A), dan konsentrasi ekstraktan terhadap persen
ekstraksi nikel dan kobalt serta faktor pemisahan antara nikel dan kobalt dan faktor
pemisahan kedua logam tersebut dengan logam pengotor (Mg dan Ca). Konsentrasi
nikel dan kobalt dalam larutan aqueous diukur dengan menggunakan Atomic
Absorption Spectroscopy (AAS).
Hasil percobaan SX menggunakan Versatic 10 menunjukkan bahwa pengaruh
peningkatan waktu proses cenderung meningkatkan persen ekstraksi nikel dan
kobalt hingga nilai tertentu, yang setelahnya mengalami penurunan jika melebihi
waktu proses tertentu, sementara pengaruh peningkatan pH awal, rasio O/A, dan
konsentrasi ekstraktan cenderung meningkatkan persen ekstraksi nikel dan kobalt.
Kondisi terbaik SX menggunakan Versatic 10 diperoleh dengan waktu proses 10
menit, pH awal 7,0, rasio O/A 0,50, dan konsentrasi ekstraktan 20% dengan hasil
????Ni-Mg dan ????Co-Mg masing-masing sebesar 2526,02 dan 647,93, dan ????Ni-Ca dan ????Co-Ca
sebesar masing-masing 66,90 dan 17,19. Hasil percobaan SX menggunakan
Cyanex 272 menunjukkan bahwa pengaruh peningkatan waktu cenderung
meningkatkan persen ekstraksi kobalt hingga suatu nilai tertentu yang setelahnya
akan mengalami penurunan jika melebihi waktu tertentu, sementara peningkatan
pH awal, rasio O/A, dan konsentrasi ekstraktan cenderung meningkatkan persen
ekstraksi kobalt. Kondisi terbaik SX menggunakan Cyanex 272 diperoleh pada
waktu proses 10 menit, pH awal 5,5, rasio O/A 0,75, dan konsentrasi ekstraktan 15%
dengan hasil ????Co-Ni sebesar 3871,29.
Perpustakaan Digital ITB