COVER Putri Faradilla
EMBARGO  2026-07-31 
EMBARGO  2026-07-31 
BAB1 Putri Faradilla
EMBARGO  2026-07-31 
EMBARGO  2026-07-31 
BAB2 Putri Faradilla
EMBARGO  2026-07-31 
EMBARGO  2026-07-31 
BAB3 Putri Faradilla
EMBARGO  2026-07-31 
EMBARGO  2026-07-31 
BAB4 Putri Faradilla
EMBARGO  2026-07-31 
EMBARGO  2026-07-31 
BAB5 Putri Faradilla
EMBARGO  2026-07-31 
EMBARGO  2026-07-31 
Pada dasarnya surfaktan banyak digunakan pada industri karena memiliki keunggulan dalam hal emulsi dan dispersinya. Akan tetapi, penggunaan surfaktan yang berlebih dapat menjadi polutan pada lingkungan. Dalam konsentrasi yang rendah surfaktan dapat membunuh mikroorganisme yang ada di perairan. Salah satu surfaktan yang banyak mencemari lingkungan adalah natrium dodesil sulfat (SDS). SDS merupakan kelompok SDS merupakan kelompok surfaktan anionik yang banyak terdapat pada produk rumah tangga, misalnya pada detergen, pembersih lantai, pasta gigi, sampo, maupun kosmetik. Pada industri SDS digunakan sebagai bahan pelembut, pembersih warna, dan emulsifier. Penggunaan SDS pada kadar yang berlebih dapat menyebabkan iritasi kulit ringan hingga iritasi berat. Oleh karena itu, penentuan kadar SDS dalam lingkungan ini penting untuk dilakukan. Beberapa penelitian sebelumnya dilakukan analisis SDS menggunakan GC-MS, fluorosensi, kolorimetri, dan spektrofotometri UV-Visible dengan pereaksi metilen biru. Akan tetapi metode penelitian sebelumnya memiliki kelemahan dalam hal waktu analisa yang cenderung lama, biaya operasional mahal, dan penyiapan sampel menggunakan pelarut yang berbahaya. Sehingga pada saat ini beberapa penelitian analisis SDS menggunakan teknik voltammetri banyak dikembangkan. Hal ini karena teknik voltammetri memberikan keuntungan seperti penggunaan sampel dan bahan kimia dalam jumlah yang sedikit, analisis cepat, serta peralatan analisis yang sederhana. Pada penelitian ini sensor elektrokimia terbaru untuk penentuan SDS telah dikembangkan menggunakan teknik voltammetri. Sensor tersebut merupakan modifikasi dari elektroda screen-printed carbon electrode (SPCE) menggunakan nanopartikel ZnO dan molecularly imprinted polymer (MIP) dengan asam glutamat sebagai monomer fungsional. Penggunaan nanopartikel ZnO yang bersifat semikonduktor dapat meningkatkan respon elektrokimia. Sama halnya dengan MIP yang memiliki cetakan molekul analit sehingga memberikan respon yang sensitif dan selektif terhadap analit. Modifikasi ZnO/MIP pada SPCE menghasilkan peningkatan arus yang signifikan karena adanya permukaan yang lebih luas yang dihasilkan dari nanopartikel ZnO. Elektroda yang termodifikasi dikarakterisasi menggunakan differential pulse voltammetry (DPV), voltammetri siklik (CV), dan SEM. Nanopartikel ZnO yang digunakan merupakan hasil sintesis menggunakan metode presipitasi kimia. Berdasarkan hasil karakterisasi menggunakan analisis ukuran partikel (PSA) nanopartikel ZnO yang terbentuk memiliki ukuran ~72 nm. Karakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Visible memberikan
puncak absorbansi yang kuat terhadap nanopartikel ZnO pada 377 nm. MIP dihasilkan dari elektropolimerisasi asam glutamat yang mengandung molekul cetakan yakni SDS. Elektropolimerisasi dilakukan menggunakan teknik voltammetri siklik sebanyak 15 siklus. Penghilangan cetakan analit dari matriks polimer dilakukan menggunakan teknik CV dalam akua dm sebanyak 5 siklus. Dibawah kondisi yang optimum, performa EPK/ZnO/MIP terhadap SDS memberikan respon yang linier pada rentang konsentrasi 10-6 - 10-5 mol/L dan batas deteksi yang rendah yaitu 6,52 x 10-7 mol/L. Selain itu, EPK/ZnO/MIP juga menunjukkan sensitivitas yang tinggi, bersifat selektif, dan memiliki sifat reprodusibilitas yang baik. Berdasarkan analisis laju pindai, proses transfer elektron yang terjadi pada permukaan EPK/ZnO/MIP dikontrol oleh proses difusi. Sensor yang dikembangkan juga telah berhasil diaplikasikan dalam mendeteksi SDS pada sampel limbah laundry dan produk perawatan sehari-hari dengan nilai perolehan kembali yang baik (94,27-97.07%). Hasil dari perhitungan uji-t menunjukkan nilai t-hitung lebih rendah dari t- tabel, sehingga hasil pengukuran menggunakan metode yang dikembangkan memiliki akurasi yang baik dan nilai pengukuran dapat diterima. Sebagai metode perbandingan, dilakukan uji SDS pada sampel menggunakan spektrofotometer UV-Visible. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengukuran sampel menggunakan EPK/ZnO/MIP memberikan hasil yang tidak jauh berbeda dengan pengukuran sampel menggunakan spektrofotometer UV-Visible.
Perpustakaan Digital ITB