digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pada Tahun 2020, pandemic Covid-19 menghantam seluruh dunia dan menyebabkan krisis di berbagai negara. Indonesia merupakan salah satu negara yang terdampak akibat pandemi ini, menyebabkan pertumbuhan negative Produk Domestik Bruto, meningkatnya angka pengangguran dan tingkat inflasi yang menurun, menandakan rendahnya daya beli masyarakat. Dampak pandemic juga menghantam pasar modal Indonesia yang mengalami koreksi yang dalam sejak lima tahun terakhir. Pemerintah telah melakukan berbagai stimulus fiscal dan moneter untuk menjaga kestabilan ekonomi. Namun, kondisi ini masih berada dalam ketidakpastian. Para pelaku bisnis dalam hal ini investor perlu berhati-hati dalam mangelola investasi, khususnya pada investasi saham karena tipe investasi saham sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan sentiment pasar. Salah satu cara mengelola investasi dengan menganalisa komposisi saham atau portfolio yang sesuai dengan keadaan saat ini dengan mempertimbangkan tingkat pengembalian dan risiko yang dapat dipertimbangkan. Terdapat banyak cara untuk menyusun portfolio saham, diantaranya dengan menggunakan metode Markowitz dan metode Indeks Tunggal. Kedua metode ini menggunakan konsep diversifikasi portfolio dengan tujuan untuk mengurangi risiko. Model Markowitz menghitung kovarians dengan menggunakan hubungan varians-kovarians yang kompleks sedangkan model Indeks Tunggal dihitung menggunakan risiko pasar dan risiko tidak sistematis dari perusahaan. Tugas akhir ini menggunakan data lima tahun dari harga penutupan bulanan dari setiap saham yang terdapat pada indeks LQ45 yang diunduh dari yahoo finance priode Desember 2015 to Desember 2020, kemudian dilakukan analisa portfolio menggunakan model Markowitz dan model Indeks Tunggal. Terdapat 20 saham yang terseleksi yang akan dimasukan ke dalam portfolio. Metode Markowitz menghasilkan 15 simulasi portfolio dengan satu portfolio optimal yaitu portfolio 9 dengan tingkat pengembalian 26.52% per tahun, serta standar deviasi 19.29% dengan komposisi saham BBCA 73.92%; ANTM 14.05%, dan PTBA 12.03%. Metode Indeks Tunggal menghasilkan satu portfolio dengan tingkat pengembalian 25.89% per tahun dan standar deviasi 16.58%, serta komposisi saham yaitu, BBCA 61.79%; PTBA 12.02% BBRI 4.47%; ADRO 6.33%; INCO 6.47%, dan ANTM 8.61%. Kedua model konsisten memberikan hasil bahwa industry yang masih dapat berpotensi untuk memberikan keuntungan adalah industry keuangan, pertambangan dan barang konsumsi.