2021_TS_PP_Newton Bernoully Silendra Jefons_1-Abstrak.pdf?
PUBLIC Open In Flipbook Yose Ali Rahman
Pada Tahun 2020, pandemic Covid-19 menghantam seluruh dunia dan menyebabkan krisis di
berbagai negara. Indonesia merupakan salah satu negara yang terdampak akibat pandemi ini,
menyebabkan pertumbuhan negative Produk Domestik Bruto, meningkatnya angka
pengangguran dan tingkat inflasi yang menurun, menandakan rendahnya daya beli
masyarakat. Dampak pandemic juga menghantam pasar modal Indonesia yang mengalami
koreksi yang dalam sejak lima tahun terakhir. Pemerintah telah melakukan berbagai stimulus
fiscal dan moneter untuk menjaga kestabilan ekonomi. Namun, kondisi ini masih berada
dalam ketidakpastian. Para pelaku bisnis dalam hal ini investor perlu berhati-hati dalam
mangelola investasi, khususnya pada investasi saham karena tipe investasi saham sangat
dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan sentiment pasar. Salah satu cara mengelola investasi
dengan menganalisa komposisi saham atau portfolio yang sesuai dengan keadaan saat ini
dengan mempertimbangkan tingkat pengembalian dan risiko yang dapat dipertimbangkan.
Terdapat banyak cara untuk menyusun portfolio saham, diantaranya dengan menggunakan
metode Markowitz dan metode Indeks Tunggal. Kedua metode ini menggunakan konsep
diversifikasi portfolio dengan tujuan untuk mengurangi risiko. Model Markowitz menghitung
kovarians dengan menggunakan hubungan varians-kovarians yang kompleks sedangkan
model Indeks Tunggal dihitung menggunakan risiko pasar dan risiko tidak sistematis dari
perusahaan.
Tugas akhir ini menggunakan data lima tahun dari harga penutupan bulanan dari setiap saham
yang terdapat pada indeks LQ45 yang diunduh dari yahoo finance priode Desember 2015 to
Desember 2020, kemudian dilakukan analisa portfolio menggunakan model Markowitz dan
model Indeks Tunggal. Terdapat 20 saham yang terseleksi yang akan dimasukan ke dalam
portfolio.
Metode Markowitz menghasilkan 15 simulasi portfolio dengan satu portfolio optimal yaitu
portfolio 9 dengan tingkat pengembalian 26.52% per tahun, serta standar deviasi 19.29%
dengan komposisi saham BBCA 73.92%; ANTM 14.05%, dan PTBA 12.03%. Metode Indeks
Tunggal menghasilkan satu portfolio dengan tingkat pengembalian 25.89% per tahun dan
standar deviasi 16.58%, serta komposisi saham yaitu, BBCA 61.79%; PTBA 12.02% BBRI
4.47%; ADRO 6.33%; INCO 6.47%, dan ANTM 8.61%. Kedua model konsisten memberikan
hasil bahwa industry yang masih dapat berpotensi untuk memberikan keuntungan adalah
industry keuangan, pertambangan dan barang konsumsi.
Perpustakaan Digital ITB