Abstrak :
Tanaman jati emas Tectona grandis merupakan jenis tanaman kayu yang banyak dibudidayakan karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Jati emas biasa digunakan untuk rehabilitasi lahan kritis dan merupakan tanaman kelas Angiosermae yang umumnya mengandung senyawa flavonoid. Flavonoid diketahui secara in vitro berpotensi sebagai antioksidan dan mengurangi aktivitas radikal bebas. Quersetin dan rutin merupakan senyawa-senyawa flavonoid yang biasa ditemukan dalam kelas Angiosermae.
Proses yang biasa dilakukan untuk mendapatkan senyawa flavonoid adalah dengan metode ekstraksi. Dalam penelitian ini telah dilakukan isolasi senyawa flavonoid dari daun jati Tectona grandis melalui proses fermentasi fasa cair dan padat (submerged and solid state fermentation) dengan menggunakan mikroorganisme Aspergillus niger. Sebagai pembanding dilakukan proses ekstraksi dengan menggunakan peralatan sokletasi. Kondisi optimum fermentasi fasa cair Aspergillus niger pada media 100% daun jati Tectona grandis adalah 48 jam pada pH rata-rata 3,75. Sedangkan pada proses fermentasi fasa padat kondisi optimum pada pH 3,8, agitasi 75 rpm dan kondisi maksimum waktu fermentasi adalah dua minggu. Analisis semi kuantitatif menggunakan peralatan HPLC Water 2487, kolom C18 panjang dimensi 25 cm X 4,6 mm dengan diameter 0,48 mm, eluen metanol: air (67,5:32,5) dengan laju alir 1 ml mnf'. Pada kondisi HPLC ini waktu retensi rutin dan quersetin berturut-turut adalah 3,32 mV.mnf' dan 5,52 mV.mnfl. Untuk fermentasi fasa cair menghasilkan persen yield flavonoid, rutin dan quersetin berturut-turut 0,13%, 0,0001% dan 0,0002%. Sedangkan untuk fermentasi fasa padat diperoleh persen yield flavonoid, rutin dan quersetin berturut-turut 0,59%, 0,12% dan 0,10%. Untuk sistem ekstraksi diperoleh persen yield flavonoid, rutin dan quersetin berturutturut 8,62%, 0,022% dan 0,023%.
Dari penelitian ini menunjukkan bahwa metode ekstraksi sokletasi menghasilkan 14,5 kali flavonoid total lebih tinggi dibandingkan dengan fermentasi fasa padat, tetapi fermentasi fasa padat menghasilkan persentasi rutin dan quersetin 5,4 dan 4,3 kali lebih tinggi dibandingkan cara ekstraksi sokletasi.