Dengan hanya tersisa 3 tahun menjelang akhir kontrak, PT. CPI memutuskan untuk menghentikan
penanaman modal pada sumur baru pada tahun 2018 karena nilai investasi tidak ekonomis, padahal
PT. CPI masih menjadi kontraktor hingga Agustus 2021 dengan skema PSC. Keputusan ini sangat
mengganggu stok migas nasional. Penurunan produksi nasional pada 2019 antara lain akibat dari
langkah perusahaan ini dan akan terus berlanjut menjelang akhir kontrak. Blok Alpha saat ini menjadi
penyumbang produksi minyak nasional terbesar kedua sebanyak 28,68% dan juga memiliki
cadangan minyak yang luar biasa. PT. CPI telah menghentikan pemboran sumur baru di blok Alpha
sejak pemerintah Indonesia menolak proposal perpanjangan kontrak pada Juli 2018. Alhasil,
produksi blok Alpha yang dulunya merupakan penyumbang terbesar produksi minyak nasional
mengalami penurunan. terus menurun dalam dua tahun terakhir. Pada 2018, blok Alpha masih
menghasilkan minyak rata-rata 210 ribu barel per hari. Jumlah tersebut terus menurun secara
signifikan hingga saat ini dengan rata-rata 160-170 ribu barel per hari.
Penelitian ini bertujuan untuk membantu PT. CPI untuk mencari alternatif strategi investasi yang
ekonomis untuk pengeboran sumur baru untuk mengoptimalkan produksi dan mengelola penurunan
blok Alpha selama masa transisi dan menganalisis pilihan solusi dan mencari kesepakatan yang
optimal. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan perhitungan ekonomi PSC untuk
mengevaluasi berbagai alternatif solusi investasi yaitu percepatan pengembalian biaya depresiasi,
pembebasan pajak dan kombinasi keduanya. Dengan menggunakan pendekatan Multi Criteria
Decision Analysis (MCDA), hasil perhitungan ekonomi dan kriteria yang teridentifikasi lainnya akan
membantu tim dalam memecahkan masalah investasi pemboran sumur baru.
Empat alternatif diidentifikasi dan pengambilan keputusan multi kriteria menggunakan MCDA
dilakukan untuk memilih alternatif terbaik untuk strategi investasi sumur baru, menggunakan tiga
kriteria utama: hasil ekonomi, dampak reputasi perusahaan, dan kesiapan pelaksanaan. Hasil analisis
menunjukkan bahwa investasi pengeboran sumur baru di Heavy Oil dengan menggunakan strategi
kombinasi pada tahun 2018 merupakan alternatif yang dipilih. Alternatif yang dipilih diharapkan
dapat memberikan solusi terbaik bagi kontraktor dan Pemerintah Indonesia serta memberikan
dampak ekonomi yang unggul dan mengoptimalkan produksi serta mengelola penurunan blok Alpha
sebelum kontrak berakhir. Strategi investasi yang dipilih diharapkan dapat meningkatkan produksi
minyak sebesar 1,5 juta barel tambahan minyak yang belum direalisasi hingga akhir kontrak pada
bulan Agustus 2021. Alternatif yang diusulkan dapat memberikan tambahan Net Present Value
kontraktor (NPV) sebesar 10.7 juta US dollar dengan indeks profitabilitas sebesar 1.35