digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tempat wisata berbasis alam adalah salah satu tempat terbaik untuk melepas penat. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa wisata alam adalah Perhutani. Dari sekian banyak bidang usaha yang dimiliki oleh Perhutani, salah satu bidang usaha yang memberikan penghasilan tinggi adalah bidang wisata alam. Karena pandemi dan berlakunya peraturan baru, pendapatan Perhutani mengalami penurunan. Perusahaan memiliki lebih dari 60 tempat wisata di kawasan Bandung, salah satunya Puncak Eurad. Dari semua situs alam Perhutani, Puncak Eurad cenderung berpenghasilan paling rendah dan perusahaan khawatir Puncak Eurad tidak bisa mendekati target. Untuk salah satu KPH Perhutani, Puncak Eurad memiliki pendapatan dibawah 10 juta rupiah pada tahun 2019 dan pada triwulan I tahun 2020 Puncak Eruad hanya memiliki pendapatan sebesar tiga juta rupiah, jauh dari target yang direncanakan yaitu sekitar empat belas juta rupiah secara signifikan. berbeda dengan KPH lain milik Perhutani di Bandung Utara. Perusahaan perlu menyiapkan strategi untuk meningkatkan kesadaran dan ketertarikan, terutama dalam aturan dan kebiasaan baru untuk KPH mereka akibat pandemi. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah: Pertama, untuk mengetahui kondisi Puncak Eurad saat ini, mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya pendapatan Puncak Eurad; Kedua, untuk mengetahui peran faktor-faktor penting dalam meningkatkan niat konsumen mengunjungi suatu tempat wisata; Ketiga, mengusulkan strategi yang tepat untuk meningkatkan niat berkunjung ke wisata alam Puncak Eurad. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif untuk menilai lingkungan eksternal dan internal Puncak Eurad. Pertama, analisis lingkungan umum, analisis industri, analisis pesaing, dan melakukan survei kinerja E-WOM dilakukan untuk menilai lingkungan eksternal Puncak Eurad. Kedua, penulis menganalisis situasi internal perusahaan dengan menggunakan pendekatan analisis bauran pemasaran, STP, dan VRIO. Dan ketiga, penulis melakukan survei kuantitatif untuk mendapatkan wawasan konsumen tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan niat berkunjung ke suatu lokasi wisata. Hasil keseluruhan dari analisis tersebut kemudian diringkas dalam analisis SWOT; sekaligus menjadi masukan untuk mengidentifikasi akar permasalahan dari permasalahan bisnis tersebut. Hasil observasi, survei, dan analisis menunjukkan bahwa beberapa faktor penyebab perbedaan pendapatan di Puncak Eurad dan menjadi akar permasalahan. Pertama adalah rendahnya kesadaran / inspirasi pelanggan terhadap Puncak Eurad, akibat minimnya promosi digital dan offline. Tidak ada promosi digital yang diberikan Perhutani terhadap Puncak Eurad. Solusi untuk masalah ini adalah dengan membuat promosi digital dan membuat konten kreatif dengan bekerja sama dengan influencer, menciptakan nilai bahwa Puncak Eurad adalah permata tersembunyi untuk keindahan alam. Masalah kedua adalah fasilitas yang cenderung kurang dan belum optimal. Pasalnya, sistem bisnis Perhutani untuk sektor KPH, pengelolaannya diberikan kepada pihak kedua, yaitu warga. Hal ini menyebabkan perbedaan hasil di setiap KPH, karena perbedaan perlakuan pengelolaan. Solusi untuk masalah ini adalah dengan menempatkan satu orang pegawai per KPH untuk memelihara dan menjalankan usaha, dan dapat menetapkan standar operasional untuk mengoptimalkan fasilitas, serta untuk mengimbangi promosi, perbaikan fasilitas umum harus dilakukan. Hasilnya, penulis menemukan tiga akar penyebab rendahnya pendapatan di Puncak Eurad, yaitu tidak adanya promosi langsung oleh Perhutani terkait KPH-nya, termasuk promosi digital, dan tidak adanya edukasi kepada pihak sekunder sebagai pengelola, yang mengakibatkan kurangnya fasilitas.