Tempat wisata berbasis alam adalah salah satu tempat terbaik untuk melepas penat. Salah
satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa wisata alam adalah Perhutani. Dari sekian
banyak bidang usaha yang dimiliki oleh Perhutani, salah satu bidang usaha yang memberikan
penghasilan tinggi adalah bidang wisata alam. Karena pandemi dan berlakunya peraturan
baru, pendapatan Perhutani mengalami penurunan. Perusahaan memiliki lebih dari 60 tempat
wisata di kawasan Bandung, salah satunya Puncak Eurad. Dari semua situs alam Perhutani,
Puncak Eurad cenderung berpenghasilan paling rendah dan perusahaan khawatir Puncak
Eurad tidak bisa mendekati target. Untuk salah satu KPH Perhutani, Puncak Eurad memiliki
pendapatan dibawah 10 juta rupiah pada tahun 2019 dan pada triwulan I tahun 2020 Puncak
Eruad hanya memiliki pendapatan sebesar tiga juta rupiah, jauh dari target yang direncanakan
yaitu sekitar empat belas juta rupiah secara signifikan. berbeda dengan KPH lain milik
Perhutani di Bandung Utara. Perusahaan perlu menyiapkan strategi untuk meningkatkan
kesadaran dan ketertarikan, terutama dalam aturan dan kebiasaan baru untuk KPH mereka
akibat pandemi. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah: Pertama, untuk mengetahui
kondisi Puncak Eurad saat ini, mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya
pendapatan Puncak Eurad; Kedua, untuk mengetahui peran faktor-faktor penting dalam
meningkatkan niat konsumen mengunjungi suatu tempat wisata; Ketiga, mengusulkan
strategi yang tepat untuk meningkatkan niat berkunjung ke wisata alam Puncak Eurad.
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif untuk menilai lingkungan eksternal dan
internal Puncak Eurad. Pertama, analisis lingkungan umum, analisis industri, analisis pesaing,
dan melakukan survei kinerja E-WOM dilakukan untuk menilai lingkungan eksternal Puncak
Eurad. Kedua, penulis menganalisis situasi internal perusahaan dengan menggunakan
pendekatan analisis bauran pemasaran, STP, dan VRIO. Dan ketiga, penulis melakukan
survei kuantitatif untuk mendapatkan wawasan konsumen tentang faktor-faktor yang dapat
meningkatkan niat berkunjung ke suatu lokasi wisata. Hasil keseluruhan dari analisis tersebut
kemudian diringkas dalam analisis SWOT; sekaligus menjadi masukan untuk
mengidentifikasi akar permasalahan dari permasalahan bisnis tersebut.
Hasil observasi, survei, dan analisis menunjukkan bahwa beberapa faktor penyebab
perbedaan pendapatan di Puncak Eurad dan menjadi akar permasalahan. Pertama adalah
rendahnya kesadaran / inspirasi pelanggan terhadap Puncak Eurad, akibat minimnya promosi
digital dan offline. Tidak ada promosi digital yang diberikan Perhutani terhadap Puncak
Eurad. Solusi untuk masalah ini adalah dengan membuat promosi digital dan membuat
konten kreatif dengan bekerja sama dengan influencer, menciptakan nilai bahwa Puncak
Eurad adalah permata tersembunyi untuk keindahan alam. Masalah kedua adalah fasilitas
yang cenderung kurang dan belum optimal. Pasalnya, sistem bisnis Perhutani untuk sektor
KPH, pengelolaannya diberikan kepada pihak kedua, yaitu warga. Hal ini menyebabkan
perbedaan hasil di setiap KPH, karena perbedaan perlakuan pengelolaan. Solusi untuk
masalah ini adalah dengan menempatkan satu orang pegawai per KPH untuk memelihara dan
menjalankan usaha, dan dapat menetapkan standar operasional untuk mengoptimalkan
fasilitas, serta untuk mengimbangi promosi, perbaikan fasilitas umum harus dilakukan.
Hasilnya, penulis menemukan tiga akar penyebab rendahnya pendapatan di Puncak Eurad,
yaitu tidak adanya promosi langsung oleh Perhutani terkait KPH-nya, termasuk promosi
digital, dan tidak adanya edukasi kepada pihak sekunder sebagai pengelola, yang
mengakibatkan kurangnya fasilitas.