digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Faisal Tahir Rambe
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER Faisal Tahir Rambe
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Faisal Tahir Rambe
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Faisal Tahir Rambe
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Faisal Tahir Rambe
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Faisal Tahir Rambe
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Faisal Tahir Rambe
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Faisal Tahir Rambe
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Salah satu jenis plastik yang banyak didaur ulang untuk mengurangi jumlah sampah plastik di dunia adalah polipropilena (PP). Manufaktur aditif (3D printing) berbasis ekstrusi adalah satu metode pemrosesan produk PP daur ulang (natural) yang dapat digunakan. Jenis yang paling umum dari metode tersebut adalah fused deposition modeling (FDM). Pada penelitian ini, filamen ekstrusi dari campuran PP natural – PP murni (virgin) dibuat dalam enam variasi kadar PP virgin: 0, 10, 20, 30, 40, dan 50% (w/w) dengan temperatur ekstrusi 180 – 200 oC dan kecepatan penarikan 20 – 30 mm/s. Diameter filamen diukur dan analisis cacat filamen dilakukan. Spesimen uji tarik dan sampel – termasuk sampel kubus berukuran besar (3 cm) dan kecil (2 cm) – untuk pengukuran dimensi dan analisis cacat visual kemudian dibuat dari filamen tersebut dengan mesin FDM. Secara umum, terjadi peningkatan kekuatan tarik maksimum, elongasi maksimum, dan modulus elastisitas pada campuran PP natural – PP virgin seiring bertambahnya persentase PP virgin. Terdapat beberapa jenis cacat visual pada sampel, termasuk warping dan cracking yang hampir selalu terjadi. Dimensi sampel kubus besar cenderung lebih besar daripada dimensi desain awalnya, sedangkan dimensi sampel kubus kecil sebaliknya. Penambahan PP virgin ke dalam PP natural meningkatkan sifat mekanik campuran. Temperatur alas cetak yang terlalu rendah menyebabkan terjadinya warping serta cracking pada produk. Posisi nozzle terhadap alas cetak pada awal pencetakan yang terlalu rendah, overextrusion, underextrusion, serta toleransi penyusutan yang diatur terlalu rendah menyebabkan dimensi produk tidak sesuai dengan dimensi yang diinginkan.