digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Untuk industri fashion, tahun 2020 adalah waktu di mana segalanya berubah. Wabah COVID-19 telah mengakibatkan sektor ini mengalami tahun terburuknya, dengan hampir tiga perempat perusahaan yang terdaftar merugi. Perilaku pelanggan bergeser, rantai pasokan terganggu dan mendekati akhir tahun banyak daerah terkena infeksi di gelombang kedua. Analisis Global Fashion Index, organisasi mode akan mencatat sekitar 90 persen penurunan keuntungan bisnis pada tahun 2020, setelah pertumbuhan 4 persen pada 2019 (McKinsey, 2020). Di Indonesia, pertumbuhan penjualan ritel fashion turun 59,7 persen pada September 2020 dibandingkan bulan yang sama pada 2019. Sebagian besar merek mengalami penurunan penjualan besar-besaran, penutupan toko, dan penurunan harga saham, sementara banyak produsen mengalami pembatalan pesanan (Bank Indonesia, 2020). Studi ini dilakukan dengan menggunakan Analisis Kualitatif dengan memanfaatkan alat yang dibuat oleh International Labour Organization (ILO) untuk mendukung Pengusaha Kecil Menengah (UKM) menilai tingkat risiko dan kerentanan bisnis mereka dan mengembangkan rencana keberlangsungan bisnis yang efektif yang berfokus pada People, Process, Profits, dan Partnerships (4 Ps). Penelitian ini juga melibatkan analisis internal dan eksternal dengan melakukan Analisis McKinsey 7s, Analisis PESTEL, dan wawancara mendalam untuk memberikan kajian yang komprehensif guna menghasilkan rencana keberlangsungan bisnis yang efektif bagi operasi bisnis Linoluna untuk bertahan dari pandemi COVID-19. Berdasarkan analisis kualitatif dengan perangkat yang dibuat oleh ILO dan dibantu dengan Analytical Hierarchy Process, penelitian ini menghasilkan bahwa Linoluna harus memfokuskan Business Continuity Plan pada Markets (bagian dari Profits) yang dimana telah menimbulkan ancaman keberlanjutan yang parah dan memerlukan solusi cepat untuk memulihkan kapasitas dan kapabilitas bisnis selama COVID-19.