Ikan nila (Oreochromis niloticus) termasuk komoditas budidaya perikanan air tawar dengan jumlah permintaan yang tinggi di Indonesia maupun di dunia. Penerapan sistem akuakultur tertutup, termasuk sistem Recirculating Aquaculture System (RAS), maupun sistem hibrid Recirculating Aquaculture System-Zero Water Discharge (hibrid RAS-ZWD), serta pemberian suplementasi sinbiotik pada pakan merupakan alternatif strategi yang berpotensi meningkatkan produksi dan kualitas ikan nila. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh aplikasi sistem hibrid RAS-ZWD dan RAS, serta RAS dengan dan tanpa suplementasi sinbiotik terhadap kinerja pertumbuhan, kesintasan, dan profil fisiologis komunitas mikroba usus dari ikan nila. Penelitian dimulai dengan persiapan sistem budidaya dan pembuatan pakan sinbiotik menggunakan campuran bakteri probiotik komersial dan mikroalga Spirulina platensis. Tahap pembesaran ikan dilakukan dalam dua tahap: (1) perbandingan perlakuan sistem hibrid RAS-ZWD (‘RH’) dengan RAS (kontrol / ‘K’), serta (2) perbandingan perlakuan kontrol dan RAS dengan suplementasi pakan sinbiotik (‘RS’). Untuk masing-masing tahapan, dilakukan analisis parameter biologis, parameter kualitas air, serta profil fisiologis komunitas mikroba usus ikan menggunakan metode Biolog EcoPlateTM setelah 60 hari periode kultur. Hasil penelitian tahap pertama menunjukkan bahwa perlakuan kontrol memberikan rata-rata pertumbuhan harian (1,08 ± 0,138 gr/hari), berat badan akhir (81,42 ± 2,457 gr), total biomassa (1,68 ± 0,078 kg), serta produktivitas (16,80 ± 0,783 kg/m3) lebih tinggi dan menunjukkan perbedaan secara nyata dengan perlakuan RH (P<0,05). Sedangkan, hasil penelitian tahap kedua menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan harian (1,24 ± 0,113 gr/hari), berat badan akhir (87,28 ± 4,951 gr), total biomassa (1,74 ± 0,127 kg), efisiensi pakan (feed conversion ratio= 1,04 ± 0,046), serta produktivitas (17,43 ± 1,269 kg/m3) pada perlakuan RS lebih tinggi namun tidak berbeda secara nyata dengan perlakuan kontrol (P>0,05). Parameter kualitas air pada perlakuan RH dan kontrol berada pada kisaran toleransi ikan nila. Namun, kisaran kadar amonium dan nitrit pada perlakuan RH lebih tinggi dibandingkan kontrol. Kisaran amonium pada perlakuan RS juga teramati lebih tinggi dibandingkan kontrol. Analisis profil fisiologis komunitas mikroba menunjukkan terdapat perbedaan aktivitas metabolisme yang signifikan antara perlakuan RH dengan kontrol, serta kontrol dengan RS (P<0,05). Keanekaragaman fungsional komunitas mikroba lebih tinggi pada perlakuan RS dan RH namun tidak berbeda signifikan pada seluruh perlakuan (P>0,05). Berdasarkan analisis Principal Component Analysis, penggunaan substrat oleh perlakuan RH dan RS berkorelasi positif terhadap sebagian besar kelompok substrat karbon. Hal ini mengindikasikan penambahan agen mikroba ke dalam sistem budidaya ikan nila, baik secara langsung pada air kultur (sistem hibrid RAS-ZWD) maupun melalui suplementasi pakan (RAS dengan pakan sinbiotik) dapat meningkatkan keanekaragaman fungsional komunitas mikroba usus ikan nila yang dapat berperan dalam peningkatan efisiensi penggunaan pakan dan mendukung pertumbuhan ikan. Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas metabolisme mikroba yang terjadi dalam usus ikan tidak menjadi satu-satunya faktor penentu dalam pertumbuhan ikan. Terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan nila, yaitu ketidakstabilan kualitas air kultur selama budidaya. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa sistem budidaya RAS dapat meningkatkan performa pertumbuhan ikan nila secara signifikan dibandingkan sistem hibrid RAS-ZWD. Penggunaan sistem akuakultur tertutup berupa sistem RAS, dengan maupun tanpa suplementasi pakan sinbiotik berpotensi tinggi untuk diterapkan dalam pembesaran ikan nila pada skala industri, namun diperlukan analisis kelayakan ekonomi dan finansial untuk pencapaian tingkat keberlanjutan yang tinggi.
Perpustakaan Digital ITB