Kopi menjadi produk komersil di 50 negara dengan rata-rata konsumsi lebih dari 3
miliar per cangkir setiap harinya. Jenis kopi terbesar yang diproduksi perkebunan
Indonesia yaitu Robusta (±83%) dan Arabika (±17%). Harga kopi Arabika terus
meningkat tiap tahunnya sekitar 4,7% sedangkan Robusta terus menurun sekitar 0,1%
karena cita rasanya yang lebih disukai konsumen. Salah satu cara untuk meningkatkan
cita rasa kopi Robusta ialah dengan fermentasi terkontrol. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat pengaruh fermentasi terkontrol terhadap dinamika komunitas mikroba
selama proses fermentasi kopi Robusta dan kemungkinan pengaruhnya terhadap cita
rasa kopi. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, pertama dilakukan skrining
mikroba untuk proses fermentasi kopi Robusta berdasarkan uji antagonostik diantara
isolat bakteri dan ragi dengan pengujian metode compatibility test. Selanjutnya,
dilakukan pembuatan kurva tumbuh dan identifikasi isolat terpilih dengan sekuensing
16s parsial untuk bakteri dan ITS region 1 dan 4 rRNA untuk ragi. Tahap penelitian
berikutnya adalah penentuan profil ekologi mikroba yang terlibat dalam proses
fermentasi kopi dengan menggunkan analisis kluster, kekayaan spesies, indeks
keanekaragaman Shannon-Wienner, indeks dominansi Simpson, dan indeks
kemerataan. Dari hasil penelitian sebelumnya telah diperoleh 20 isolat mikroba yang
ditemukan pada fermentasi natural kopi robusta. Penapisan dilakukan untuk
menentukan isolat dominan dengan kapasitas enzimatis yang diperlukan untuk
fermentasi kopi dan dari hasil penelitian diketahui bahwa seluruh isolat terpilih tidak
ada yang pertumbuhannya saling menghambat. Spesies mikroba indigen terpilih dari
fermentasi natural kopi yaitu Butiauxella gaviniae (B3), Klebsiella Sp. , Pantoea
dispersa (B12), Cyberlindnera fabianii (Y2), Wickerhamomyces anomalus (Y3), dan
Candida quercitrusa (Y10). Pada penapisan kedua selanjutnya dipilih 4 isolat yang
akan digunakan dalam fermentasi terkontrol kopi. Berdasarkan kurva pertumbuhan
ditentukan umur inokulum isolat terpilih yaitu 4 jam (B3 dan B12), 10 jam (Y2), dan
7 jam (Y3). Pengaruh penambahan inokulum dalam fermentasi terkontrol dapat
menurunkan jumlah kekayaan spesies. Sampel kopi dengan total nilai skor cupping
tertinggi komunitasnya didominansi oleh Butiauxella gaviniae yang memiliki
kemampuan fisiologis dalam menggunakan variasi gula l-arabinosa, cellobiose,
maltose, d-mannosa, l-rhamnosa, d-xylosa, dan salicin untuk menghasilkan produk
asam yang kompleksitasnya diduga bepengaruh terhadap cita rasa kopi. Berdasarkan
analisis statistik, indeks keanekaragaman, dominansi, dan kemerataan tiap sampel
dengan nilai cupping ? 80 tidak berbeda signifikan (p > 0,05).
Perpustakaan Digital ITB