digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Covid-19 telah mengubah perilaku kita secara mendasar. Meningkatkan volume permintaan selama pandemi Covid-19 sebanyak 5-10 kali, dengan transaksi harian hingga 4,8 juta transaksi pada April 2020. Data Bank Sentral Indonesia (BI) menunjukkan peningkatan permintaan pada Maret dibandingkan bulanbulan sebelumnya, seperti kebutuhan primer: makanan (+ 59%), perlengkapan sekolah (+ 34%), dan produk perawatan pribadi (+ 29%) melalui situs e-commerce (BI, 2020). Metode pembayaran paling populer untuk berbelanja online adalah melalui transfer bank (46%) dan kartu debit / kredit (11%), dan dompet digital (31%) (Sirclo.com, 2019). 68 persen pengguna dompet digital atau uang elektronik adalah Milenial (Ipsos, 2019). Salah satu masalah yang dihadapi Milenial adalah hampir semua generasi ini melek digital, tidak semua melek dalam mengelola keuangannya. Apalagi sebagian dari mereka lupa akan pentingnya menabung dan berinvestasi. Generasi Milenial akan lebih mudah menggunakan uangnya untuk bertransaksi. Hal inilah yang memicu sifat konsumtif atau hedonisme di kalangan tersebut. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan persentase simpanan pendapatan masih rendah. Melihat fenomena tersebut, terkait perilaku keuangan dalam hal perilaku menabung, konsumsi atau membelanjakan uang dan adanya beberapa studi yang saling bertentangan sebelumnya, perlu diadakan penelitian kembali untuk mengeksplorasi perilaku manajemen uang Milenial dan faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan menabung bagi Milenial di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan berbagai pendekatan pengelolaan keuangan yang dapat mempengaruhi perilaku keuangan dengan menyelidiki faktor ekonomi, sosial, dan psikologis, dan menunjukkan faktor-faktor penting yang mempengaruhi pengelolaan keuangan di Milenial. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data primer dengan melakukan wawancara semi mendalam terhadap 29 partisipan berusia 20-40 tahun berdomisili di Bandung dan Jabodetabek, Indonesia. Mengdopsi pendekatan kualitatif studi. Berdasarkan bagaimana partisipan menanggapi faktor ekonomi, sosiologis, dan psikologis mempengaruhi perilaku pengelolaan keuangan mereka. Penulis mengidentifikasi tiga pendekatan berbeda dalam pengelolaan uang: Pengelolaan uang konservatif, pengelolaan uang kreatif dan pengelolaan uang wirausaha (Bamforth & Geursen, 2017). Selain itu, juga ditemukan adanya dua pendekatan yang diadopsi sekaligus. Milenial diharapkan memahami pendekatan pegelolaan keuangan mana yang cocok untuk mereka dan mau belajar lebih banyak tentang pentingnya mengelola uang. Penelitian ini menggunakan convenience sampling dengan jumlah sampel 29 partisipan dan difokuskan pada preferensi Milenial di Bandung dan Jabodetabek, Indonesia. Di masa mendatang, penulis menyarankan data yang lebih besar dan juga perlu untuk mengetahui faktor lain yang mempengaruhi pengelolaan uang millennial seperti karakteristik sampel: jenis kelamin, usia, status perkawinan, jenis gelar, akomodasi, pekerjaan, latar belakang pendidikan, dan pendapatan, serta minat dengan perbedaan metode analisis juga direkomendasikan untuk diterapkan.