Telkomsel saat ini bertransformasi dari perusahaan telekomunikasi menuju perusahaan
digital telekomunikasi, hal ini dikarenakan adanya pergeseran perilaku konsumen. Dari data
laporan keuangan, bisnis Telkomsel legacy terus mengalami penurunan yang cukup signifikan dari
Mou Telkomsel di tahun 2018 sebanyak 207 miliar menit, saat ini hanya tersisa 179 miliar menit,
lalu untuk SMS sendiri di tahun 2018 sebanyak 77 miliar unit, kini tinggal tersisa 54 miliar unit.
Kemudian untuk datanya sendiri Telkomsel terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan
dari semula 4.373.077 TB, naik sekitar 34,8% menjadi 6.715.227 TB. Dari data tersebut konsumen
mulai beralih dari layanan telepon dan SMS menjadi layanan digital dengan memanfaatkan
beberapa layanan OTT (Over the Top) misalnya seperti Whatsapp, Line, Telegram dan berbagai
macam layanan lainnya.
Sementara itu pertarungan yang semakin sengit terjadi di segment gen Z, para operator
bertarung untuk memperebutkan market potensial dari gen Z ini, Hal ini dikarenakan pengguna
internet saat ini di dominasi oleh mereka. Menurut data APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia) 15 - 19 tahun dimana 91% merupakan pengguna internet kemudian di usia 20
- 24 tahun sekitar 88,5 % dari mereka juga merupakan pengguna internet.
Untuk memenangkan gen Z Telkomsel mengeluarkan produk bernama Loop. Loop sendiri
memiliki beberapa keunggulan yang ditawarkan, seperti harga yang murah, paket bundling untuk
game, musik, dll, dan juga dengan membentuk komunitas yang mereka sebut komunitas Loop.
Namun yang terjadi justru tidak sesuai dengan harapan Telkomsel, kehadiran Loop tidak dapat
diterima dengan baik oleh para gen Z tersebut. Loop masih dipandang sebagai merek dengan
kategori harga mahal (premium brand) sangat tidak sesuai dengan kebiasaan gen Z yang sangat
sensitif dengan harga.
Karena kegagalan produk Loop, kemudian Telkomsel mengeluarkan produk bernama by.U
sebagai provider digital pertama di Indonesia dengan segment yang sama dengan Loop yaitu gen
Z. Berbagai respon bermunculan saat by.U diluncurkan, ada yang positif namun tidak sedikit pula
komentar negatif dari Gen Z. Gen Z menganggap bahwa by.U yang mengusung provider serba
digital tanpa ribet justru membuat mereka kesulitan dalam proses pemesanannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran yang paling tepat dalam
mengembangkan by.U sebagai produk untuk memenangkan para gen Z. Strategi tersebut dibagi
menjadi kedalam 3 tahapan besar menggunakan Five Diamonds Strategy Model, TOWS Analysis
dan Strategic Brand Management. Penelitian ini diakhiri dengan rencana implementasi strategi
rencana pemasaran yang sesuai serta unit yang harus mendukungnya.