ABSTRAK Levi Joshua
PUBLIC Irwan Sofiyan COVER Levi Joshua
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 1 Levi Joshua
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 2 Levi Joshua
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 3 Levi Joshua
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 4 Levi Joshua
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 5 Levi Joshua
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 6 Levi Joshua
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 7 Levi Joshua
PUBLIC Irwan Sofiyan PUSTAKA Levi Joshua
PUBLIC Irwan Sofiyan
Struktur yang mampu menahan gempa adalah struktur yang dirancang memiliki
kemampuan mendisipasi energi rambatan gempa yang datang. Sistem disipasi energi
yang paling umum digunakan adalah diizinkannya terbentuk sendi plastis di elemenelemen
struktur tertentu. Namun, jika energi gaya gempa terdisipasi melalui sendi
plastis pada elemen-elemen struktur tertentu, akan terjadi penurunan kekakuan lateral
dari struktur dan terbentuk kerusakan-kerusakan pada elemen struktur. Konsep
disipasi melalui sendi plastis elemen struktur utama, seperti balok, akan
menimbulkan kendala pasca terjadi gempa khususnya pada struktur yang memiliki
fungsi vital, seperti bangunan life-line dan bangunan tempat berlindung/shelter. Hal
tersebut krusial sebab setelah gempa terjadi bangunan tersebut diharapkan dapat tetap
beroperasi tanpa diperlukannya perbaikan yang dapat menimbulkan downtime.
Salah satu teknologi sistem struktur tahan gempa yang dapat diaplikasikan pada
bangunan tahan gempa ini adalah sistem isolasi dasar. Sistem isolasi dasar adalah
sistem instrumentasi yang dipasang pada dasar struktur yang mampu mendisipasi
energi dan mengubah periode natural struktur secara keseluruhan. Sistem isolasi
dapat dirancang sedemikian sehingga dapat memberikan perubahan respon dinamik
struktur terhadap beban gempa. Sistem ini dapat dipertimbangkan untuk digunakan
jika respon dinamik struktur yang lebih besar pada periode struktur pendek (konten
frekuensi pada gempa lokal) dan struktur yang memiliki periode natural rendah.
Contohnya adalah bangunan terminal bandara yang umumnya memiliki ketinggian
gedung di bawah 5 lantai.
Jenis instrumen isolator telah banyak dikembangkan pada zaman ini, salah satunya
adalah lead rubber bearing yang terbuat dari bahan karet dan baja yang memiliki
konfigurasi khusus. Isolator LRB ini memiliki kemampuan berdeformasi secara
horizontal dan kemampuan mendisipasi energi yang cukup efektif. Pada studi ini
diteliti secara khusus pengaruh adanya isolator LRB pada sebuah struktur. Struktur yang terisolasi akan dibandingkan dengan struktur konvensional terjepit tanpa adanya
isolasi dasar. Selain itu, pada studi ini juga akan diteliti mengenai perbedaan
pengaruh penulangan menengah dan khusus pada elemen balok dan kolom beton
bertulang terhadap kinerja bangunan yang telah dilengkapi dengan sistem isolasi
dasar.
Model bangunan yang digunakan pada studi ini mengacu pada dokumen perancangan
struktur Terminal Bandara Kulon Progo, Yogyakarta. Struktur bandara ini
merupakan bangunan beton bertulang yang terdiri dari 1 lantai basement parsial, 3
lantai dengan fungsi lantai dasar, mezzanine, dan keberangkatan, yang dilengkapi
dengan rangka atap baja. Struktur dirancang dengan Sistem Rangka Pemikul Momen
Khusus (SRPMK). Struktur ini terletak di Kulon Progo, Yogyakarta dengan kondisi
tanah sedang. Dalam penelitian ini dimodelkan 3 jenis sistem struktur yaitu; sistem
struktur konvensional tidak terisolasi dengan penulangan pemikul momen khusus,
sistem struktur terisolasi dengan penulangan pemikul momen khusus, dan sistem
struktur terisolasi dengan penulangan pemikul momen menengah.
Pada studi ini, digunakan metode analisis spektrum respons dan analisis nonlinear
riwayat waktu gempa. Prosedur spektrum respons dilakukan sesuai ketentuan SNI
1726-2012 pasal 12.6 dan digunakan pada tahap desain preliminary sistem isolasi
dasar. Prosedur analisis nonlinear riwayat waktu gempa akan dilakukan sesuai
dengan ketentuan pada SNI 1726-2012 pasal 12.3. Prosedur analisis nonlinear
riwayat waktu gempa digunakan sebagai evaluasi akhir terhadap hasil desain
bangunan dengan sistem isolasi dasar. Pada studi ini digunakan 7 (tujuh) pasang
riwayat gempa yang telah diskalakan terhadap gempa desain (DBE) dan maksimum
(MCE) dari respons spektra Kulon Progo, Yogyakarta dengan tanah sedang.
Parameter-parameter yang diukur dari analisis nonlinear riwayat waktu gempa
meliputi perbandingan respon dinamik (yaitu gaya geser dasar dan perpindahan
puncak terhadap waktu), dan perbandingan kinerja struktur dan nonstruktural.
Kinerja struktur didefinisikan dengan kategori: operational, immediate occupancy,
life safety, dan collapse prevention yang didefinisikan ASCE 41, FEMA 356, ATC-
40, dan SEAOC, 2000.
Selanjutnya studi ini pun akan dibandingkan kebutuhan biaya material struktur antara
struktur konvensional terjepit dengan sistem struktur pemikul momen khusus dengan
sistem struktur terisolasi dengan penulangan pemikul momen menengah. Perhitungan
perkiraan biaya material dilakukan dengan pendekatan analisis harga satuan dari
jumlah kebutuhan material elemen balok, kolom, dan pelat pada struktur.