digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Jeff Samuel
PUBLIC Irwan Sofiyan

Negara Indonesia adalah negara yang rawan dengan gempa bumi. Ini berbahaya terutama untuk bangunan-bangunan kritikal yang harus beroperasi pasca-gempa. Penggunaan sistem isolasi seismik adalah salah satu upaya mitigasi kerusakan struktur akibat gempa bumi, dimana struktur bangunan terisolasi diharapkan mengalami kerusakan minim dan tetap dapat beroperasi pasca-gempa yang besar. Sistem isoalsi seismik adalah salah satu sistem kontrol pasif struktur beruba elemen yang fleksibel secara horizontal namun kaku secara vertikal yang dapat “memisahkan” struktur dari goncangan tanah, mendisipasi energi, dan memusatkan perpindahan bangunan hanya pada sistem isolasi, dimana struktur atas mengalami perpindahan yang kecil dan gaya gempa yang diterima tereduksi. Mulanya, sistem isolasi seismik dikembangkan untuk diletakkan di dasar bangunan (base isolation). Tetapi, dengan berjalannya waktu, muncul sebuah ide untuk meletakkan sistem isolasi pada tingkatan di atas dasar, yang disebut dengan sistem isolasi tingkat. Sistem ini dapat meningkatan kinerja seismik struktur di atas sistem isolasi, maupun dibawahnya. Namun, perilaku dinamik sistem isolasi tingkat lebih kompleks dibandingkan dengan sistem isolasi dasar. Pada studi ini, akan dilakukan studi perbandingan desain dan respons struktur dari bangunan beton bertulang low-rise yang berfungsi sebagai rumah sakit, yang terdiri dari 2 lantai basemen dan 5 lantai struktur atas yang dilengkapi dengan sistem isolasi seismik berupa Lead Rubber Bearing (LRB). Tiga bangunan akan dimodelkan, masing-masing dengan perbedaan bidang isolasi. Di model pertama, sistem isolasi ada di dasar basemen. Di model kedua, sistem isolasi ada di dasar struktur atas (di atas basemen). Pada model ketiga, sistem isolasi ada di lantai 5 dari struktur atas (sistem isolasi tingkat). Respons struktur didapat dengan analisis nonlinier riwayat waktu terhadap tujuh pasang riwayat gempa pada masing-masing konfigurasi. Struktur atas didesain untuk tetap berperilaku elastik, dan perilaku nonlinier terpusat pada sistem isolasi seismik Desain ditinjau dari spesifikasi LRB dan penulangan elemen pemikul gempa. Respons ditinjau dari ragam getar, gaya geser dasar, percepatan lantai atap, simpangan antar lantai, dan disipasi energi dari sistem isolasi. Didapatkan bahwa dengan meletakkan sistem isolasi seismik LRB di dasar struktur atas, akan memberikan desain dan respons struktur yang paling optimum.