digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Tony Sofian
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Tantangan yang tak henti-hentinya bagi para arsitek saat ini adalah bagaimana merancang proyek arsitektur yang mendukung penciptaan pengalaman yang bermakna, mengambil manfaat dari keterkaitan antara materialitas bangunan dan kepekaan manusia. Teknologi baru terutama perkembangan di dalam perangkat studi desain arsitektur nampaknya membuat hubungan antara arsitek, pengguna, dan karya arsitektur semakin berjarak. Arsitektur masa kini diharapkan dapat menggubah desain arsitektural yang mendukung terbentuknya pengalaman yang bermakna melalui sistem sensori tubuh kita. Tujuan dari disertasi ini adalah: (1) Mengungkapkan karakter dari bambu, beton, bata, dan kayu sebagai material arsitektural, melalui sejumlah bangunan yang dipilih sebagai kasus studi. (2) Memaparkan hubungan antara materialitas dan sensibilitas melalui pengalaman ruang yang dialami oleh partisipan penelitian. (3) Menggambarkan studi kasus partisipan tentang materialitas dan sensibilitas dari material bambu, beton, bata, dan kayu. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tinjauan analitis dari berbagai teori dan kajian dalam filsafat, antropologi dan arsitektur seperti Edmund Husserl, Maurice Merleau-Ponty dan Martin Heidegger (filsafat fenomenologi), Daniel Miller dan Bruno Latour (Antropologi), Christian Norbert-Schulz dan Juhani Pallasmaa (Fenomenologi dalam Arsitektur), dan lainnya. Metoda penelitian yang digunakan adalah metoda penelitian Fenomenologi. Penelitian ini menjabarkan langkah fenomenologi untuk menjembatani persatuan antara materialitas dan sensibilitas. Disertasi ini menyimpulkan bahwa pemberian makna oleh sensibilitas yang dimiliki manusia terhadap material dapat membentuk jembatan persatuan antara materialitas dan sensibilitas lewat indera yang dimiliki manusia.