digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Fathoni Hidayat
PUBLIC Latifa Noor

PUSTAKA Fathoni Hidayat
PUBLIC Latifa Noor

COVER Fathoni Hidayat
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo

BAB1 Fathoni Hidayat
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo

BAB2 Fathoni Hidayat
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo

BAB3 Fathoni Hidayat
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo

BAB4 Fathoni Hidayat
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo

Asam askorbat (AA), atau Vitamin C, adalah senyawa antioksidan yang mampu mencegah terjadinya reaksi pemicu oksidasi yang dapat mengakibatkan kerusakan sel. Vitamin C juga diperlukan untuk biosíntesis dalam tubuh manusia. Manusia tidak dapat menghasilkan AA di dalam tubuh sehingga perlu asupan AA dari luar seperti dari buah-buahan, sayur-sayuran dan suplemen. Oleh karena itu, métode análisis AA yang sensitif dan akurat untuk penentuan kadar AA di dalam produk makanan sangat diperlukan. Metode voltammetri banyak dikembangkan untuk análisis AA karena memiliki beberapa kelebihan, seperti penyiapan sampel yang mudah, proses pengukuran yang mudah, biaya analisis rendah, dan sensitivitas serta selektivitas yang tinggi. Pada penelitian ini, telah dilakukan modifikasi elektroda pasta karbon (EPK) menggunakan nanopartikel ?-nikel hidroksida (?-Ni(OH)2) untuk mendeteksi AA secara oksidasi elektrokatalitik menggunakan metode voltammetri. Nanopartikel ?-Ni(OH)2 dapat mempercepat transfer elektron ke elektroda pada oksidasi AA sehingga meningkatkan sensitifitas analisis. Pada penelitian ini senyawa ?-Ni(OH)2 disintesis dengan menggunakan dua metode berbeda yaitu metode hidrotermal pada suhu 170 °C selama 24 jam menggunakan set alat autoklaf, dan metode sonokimia pada suhu 55°C selama 1 jam. Produk hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan FTIR dan XRD. Hasil karakterisasi menunjukkan adanya gugus Ni-O dan O-H pada hasil sintesis kedua metode tersebut. Produk hasil síntesis dengan kedua métode memiliki fasa ? dengan diameter partikel rata-rata sebesar 76,85 nm untuk metode hidrotermal, dan 42,96 nm untuk metode sonokimia. Ini menunjukkan bahwa produk hasil seintesis dengan kedua métode tersebut merupakan nanopartikel ?-Ni(OH)2. Kinerja EPK termodifikasi nanopartikel ?-Ni(OH)2 (EPK-Ni) yang dikarakterisasi menggunakan teknik cyclic voltammetry (CV) menunjukkan puncak oksidasi AA pada potensial 0,24 V vs Ag/AgCl (3 M). Puncak oksidasi ini 0,125 V lebih negatif dibandingkan dengan puncak oksidasi AA yang diperoleh dengan EPK tanpa modifikasi yang menunjukkan adanya proses elektrokatalitik. Komposisi optimum zat pemodifikasi jika ditinjau dari kriteria lebar puncak voltammogram siklis adalah 2% (w/w), sedangkan jika ditinjau dari stabilitas baseline dan kesimetrisan voltammogram adalah 10% (w/w). Selanjutnya, studi literatur untuk optimasi pH pengukuran dengan EPK-Ni bergantung pada analit. Umumnya, oksidasi elektrokatalitik AA secara voltammetri memberikan sinyal paling baik pada pH 7, dengan bufer fosfat sebagai elektrolit pendukung. Berdasarkan studi literatur pada studi validasi kinerja elektroda yang termodifikasi nanopartikel ?-Ni(OH)2, elektroda-elektroda tersebut memiliki sensitivitas dan selektivitas yang sangat baik dan stabil jika untuk pengukuran berulang.