Young Entrepreneur Academy (YEA) yang bergerak di bidang industri pendidikan kewirausahaan
terkena dampak pandemi COVID-19. Dalam penilaian “low touch economy”, pendapatan perusahaan
diperkirakan akan turun, dan dampak pandemi dapat berlangsung lebih dari satu tahun. Untuk mengatasi
situasi tersebut, YEA perlu merumuskan strategi bisnis baru.
Dalam penelitian kualitatif ini, penulis menggali bagaimana perusahaan dapat menghadapi era normal
baru dengan menggunakan metode studi kasus. Data dikumpulkan lewat dokumen dan laporan, diskusi
kelompok terfokus, dan wawancara. Dalam mengeksplorasi masalah bisnis, dilakukan analisis internal
dan eksternal untuk menemukan informasi tentang situasi yang dihadapi. Informasi tersebut dianalisis
untuk mendapatkan wawasan guna merumuskan strategi bisnis.
Hasil analisis menunjukkan bahwa ada kekuatan dan peluang yang dapat dimanfaatkan YEA untuk
menggunakan strategi ofensif melalui inovasi dan diversifikasi. Perusahaan perlu mengalokasikan
kembali sumber dayanya, menyesuaikan produk dan layanan yang ada, dan membuat produk kursus
online baru. Dalam model bisnis YEA, produk baru digunakan tidak hanya untuk menangkap pasar yang
ada, tetapi juga segmen pelanggan potensial yang sebelumnya tidak terlayani, yang pada akhirnya
meningkatkan pendapatan YEA.
Kami menyimpulkan bahwa strategi bisnis yang sesuai di era normal baru untuk Young Entrepreneur
Academy adalah strategi diferensiasi produk. Hal ini dapat diimplementasikan dengan mengalokasikan
kembali sumber daya mereka, mengembangkan produk dan layanan baru dengan beralih dari fisik ke
virtual, menguji dan memvalidasi produk baru dengan cepat, melakukan perbaikan, dan mempersiapkan
peningkatan skala bisnis
Perpustakaan Digital ITB