Perwujudan tempat adalah proses mengekspresikan dan memberikan bentuk yang
nyata pada gagasan tempat yang abstrak. Tindakan mengubah gagasan yang abstrak
menjadi produk nyata banyak faktor yang mempengaruhi dalam peruujudannya.
Karena sifatnya yang absurd, tempat hanya dapat diamati dari ekspresi unsur-unsur
pembentuknya. Tempat memiliki makna, menimbulkan rasa memiliki, dan berskala
mamrsia. Perwujudan tempat diperlukan kekuatan sendiri dari komunitasnya,
berada di ruang yang tepat, melakukan kegiatan tertentu pada waktu yang tepat, dan
didukung oleh budaya.
Permukiman vernak:ular dipengaruhi sistem kepercayaan, penggunaan material dan
teknologi lokal, dan pemahaman masyarakat terhadap alam lingkungannya yang
berkaitan erat dengan warisan budaya leluhur. Permukiman vemakular Bali Aga
Pengotan memiliki karakteristik unik pada stmktur keruangannya yang tersusrm
dari prinsip penataan ruang yang konsisten yang dipengaruhi tata nilai yang dianut
dan pemahaman mereka akan lingkungan sekitar, namun pemaknaannya bisa
beragam sesuai dengan kebutuhan dan fungsi.
Disertasi ini bermakud mengungkap pengaruh perilaku-ritual terhadap
perwujudan tempat pada permukiman vernakular Bali Aga Pengotan dengan cara
menggali pola fisik dan pola perilaku ritual. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatifdengan kajian deskriptifdan eksploratifunhrk memahami dan
dapat menjabarkan konsep tempat yang terjadi dengan melihat fenomena di
lapangan, membuat dokumentasi kondisi eksisting, melakrkan pengamatan
terhadap penggunaan nxrng di lapangan, dan kemudian diverifikasi melalui
wawancara dengan pengguna ruang. Data yang terhimpun dianalisis melalui
metoda Observing Physical Trace (OPT) dan Observing Environmmtal Behsviour
(OEB) yallg kemudian dianalisis berulang-ulang sesuai dengan jumlah kegiatan
yang ada. Hasil analisis diinterpretasikan dengan mernbaca relasi yang terjadi
antara pola fisik dengan pola perilaku-ritual. Interpretasi dilakukan segera setelah
pengumpulan data dan analisis tahap awal selesai dilakukan. Verifrkasi
dimaksudkan untuk memperkaya data, namun dapat juga sebagai proses
penyederhanaan, atau pemfokusan data. Data yang telah diperoleh dan dianalisis
pada proses awal digunakan sebagai acuan dalam pengumpulan data berikutnya
hingga daia telah cukup (saturation).
Hasii penelitian menunjukkan bahwa perwujudan tempat di permukiman
vemakular Bali Aga Pengotan adalah proses pembentukan tempat yang berhrj',an
menciptakan jiwa terupat (spirit of place) dengan cara 1) permukiman dirancang
berdasarkan pemahaman kosmologi lokal, 2) tempat diwujudkan dengan adanya
objek sembahan sebagai pusat orientasi dan kegiatan, 3) atribut ruang digunakan
sebagai penanda yang memberi karakter, dan 4) organisasi sosial dibentuk sebagai
penjaga keberlanjutan tradisi. Faktor-faktor pengaruh yang sangat dominan tidak
hanya pada fisik permukiman namun juga pada kehidupan dan kegiatan
masyarakatnya selain faktor strulctur sosial dan aktivitas upacara ritual yang
diselenggarakan. Objek sembahan sebagai unsur utama, tata gerak dan kostum
pelaku, dan perabot dan dekorasi menjadi unsur-unsur perwujudan tempat yang
dapat dipahami dan dirasakan.