digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, kebutuhan Indonesia akan energi sangatlah besar. Sebagai, negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi laut yang sangatlah besar, diantaranya minyak dan gas bumi. Untuk dapat memperoleh minyak dan gas bumi dibutuhkan fasilitas anjungan lepas pantai. Untuk dapat menjalankan fungsinya, anjungan lepas pantai harus kuat dan stabil menahan seluruh beban yang bekerja. Desain struktur anjungan lepas pantai dapat mengacu kepada API RP-2A dengan dua metode berbeda, WSD atau LRFD. Metode WSD mengasumsikan seluruh variabel beban dan kekuatan struktur memiliki nilai deterministik. Sedangkan metode LRFD memperhitungkan faktor ketidakpastian terhadap variabel beban dan kekuatan struktur. Pertimbangan tersebut diwujudkan dalam bentuk load factor dan resistance factor. Oleh karena itu metode LRFD dinilai lebih sesuai karena pada kenyataannya beban yang bekerja dan kapasitas struktur bersifat acak. API RP 2A-LRFD mendapatkan environmental load factor (????????) dari kondisi lingkungan di perairan Teluk Meksiko. Tinggi gelombang signifikan di Teluk Meksiko mencapai 12.05 m (Korobkin dan D’Sa, 2008) dibandingkan tinggi gelombang signifikan di Perairan Makassar yang hanya mencapai 3.73 m berdasarkan data SEAFINE. Karena karakteristik yang berbeda jauh tersebut, dibutuhkan environmental load factor yang lebih sesuai untuk perairan Indonesia sehingga struktur yang dihasilkan dari desain lebih optimal. Pada penelitian ini, base shear dianalisis untuk menggambarkan kekuatan struktur berupa collapase base shear (CBS) dan beban yang bekerja berupa wave base shear (WBS). CBS didapatkan melalui analisis pushover dengan keacakan yield strength. WBS didapatkan melalui analisis inplace dengan keacakan tinggi gelombang. Konsep ini diaplikasikan kepada struktur anjungan lepas pantai tipe Monopod dan Braced Monopod yang terletak di Perairan Selat Makassar yang telah dioptimasi terhadap metode desain WSD dan LRFD. Kehandalan struktur tersebut dianalisis berdasarkan nilai CBS dan WBS dengan metode First Order Reliability Method (FORM) II. Hasil analisis kehandalan berupa indeks kehandalan (????). Dengan target kehandalan 3.09, struktur Monopod tidak dapat ditentukan karena struktur hasil desain memiliki indeks kehandalan diatas target dengan indeks kehandalan LRFD 3.53 dan WSD 3.54. Sedangkan struktur Braced Monopod memenuhi target indeks kehandalan dengan indeks kehandalan LRFD 4.99 dan WSD 5.13. Struktur Monopod dan Braced Monopod pada Perairan Makassar direkomendasikan menggunakan beban lingkungan dengan periode ulang kurang dari 100 tahunan agar lebih efisien berdasarkan target indeks kehandalan 3.09.