BAB 1 Geraldo Giovanni Harjono
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
BAB 2 Geraldo Giovanni Harjono
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
BAB 3 Geraldo Giovanni Harjono
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
BAB 4 Geraldo Giovanni Harjono
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
PUSTAKA Geraldo Giovanni Harjono
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
Aluminium merupakan salah satu logam yang kelimpahannya sangat tinggi di dunia. Salah satu sumber aluminium berasal dari bauksit atau batuan sedimen yang terdiri dari beberapa mineral yang kaya akan aluminium. Pada umumnya, untuk setiap satu ton produksi aluminium maka akan menghasilkan 1-2.5 ton residu bauksit. Rata-rata, dunia menghasilkan 70 juta ton residu bauksit tiap tahunnya. Dalam studi ini, akan dipelajari metode pengolahan residu bauksit, perbandingan metode pengolahan secara metalurgi untuk pengolahan residu bauksit, efektivitas metode pirometalurgi, hidrometalurgi dan bio-hidrometalurgi untuk pengolahan residu bauksit, kemungkinan pengolahan tanpa residu untuk residu bauksit dengan meninjau hasil penelitian yang telah dipublikasikan.
Studi diawali dengan pengumpulan dokumen terkait residu bauksit, pengolahan residu bauksit dengan pirometalurgi, hidrometalurgi, maupun biohidrometalurgi. Dokumen yang tidak relevan dan tidak mengandung data yang mencukupi akan dieliminasi. Selanjutnya, analisis terhadap setiap dokumen sesuai dengan tujuan penelitian. Lalu, pada satu bahasan yang berkaitan dilakukan perbandingan hasil bahasan. Hasil dari tiap bahasan akan dirangkum dan akan dibuat suatu skema pengolahan residu bauksit dari awal hingga terbentuk komponen yang diinginkan dengan tanpa atau mengurangi residu.
Berdasarkan studi literatur dan pembahasan yang telah dilakukan dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Pengolahan residu bauksit dapat menggunakan metode pirometalurgi, hidrometalurgi, dan biohidrometalurgi, (2) Pengolahan dengan pirometalurgi pada umumnya mengambil logam Fe dan Al, sedangkan pengolahan dengan hidrometalurgi dan biohidrometalurgi pada umumnya lebih terfokus pada pengambilan logam tanah jarang, Sc, dan logam berat lainnya, (3) Efektivitas pengolahan pirometalurgi adalah pada suhu 1200-1400 °C dengan penambahan bahan imbuh Na2CO3, CaCO3, atau MgCO3 dan CaO, efektivitas pengolahan dengan metode hidrometalurgi dengan penambahan asam kuat HNO3 0.25 M pada suhu 30 ?C pada waktu 120 menit serta rasio larutan:padatan adalah 50:1 dan untuk pengolahan dengan metode biohidrometalurgi dengan menggunakan Penicillium tricolor dengan densitas pulp 2% pada suhu ruang, (4) Pengolahan residu bauksit dapat dilakukan dengan produksi bebas limbah dengan menggabungkan metode pirometalurgi, hidrometalurgi, dan biohidrometalurgi.
Perpustakaan Digital ITB