Bisnis kuliner telah menjadi salah satu penyumbang terbesar dari penerimaan negara di subsector
ekonomi kreatif. Dan di provinsi Riau, sector makanan dan minuman ini telah bertumbuh secara
progresif selama 4 tahun terakhir dari 1.89% di tahun 2015 menjadi 4.67% di tahun 2018. Ada
banyak factor yang menyebabkan hal ini. Meskipun dominasi etnis dari penduduk di Pekanbaru
Sebagian besar terdiri dari penduduk Minang dan Melayu, belakangan ini dapat terlihat banyak
peningkatan tenan kuliner dari berbagai budaya. Meningkatnya tingkat penerapan teknologi di
industry kuliner, juga membuat jarak antara penjual dan pembeli pun dapat diperpendek secara
signifikan terutama sejak masuknya pengelola ojek online di Pekanbaru yang memberikan servis
pengantaran. Peningkatan tren penggunaan media social juga memainkan peranan dalam kemajuan
strategi pemasaran terutama aktivitas promosi dari pelaku bisnis kuliner. Media social bahkan telah
menjadi sumber pencarian informasi untuk alternative rumah makan. Penjual dengan produk yang
baik sekalipun dapat tertinggal dari pesaingnya yang lebih aktif menggunakan media social untuk
promosi.
Ayam Geprek Pak Dhe Momon, merupakan salah satu pemain pertama dalam kuliner Ayam
Geprek di Pekanbaru, yang didirikan pada akhir tahun 2016. Memanfaatkan keunggulannya sebagi
pionir, Ayam Geprek Pak Dhe Momon menjadi terkenal dalam waktu yang relative singkat. Hal
ini juga mempercepat rencana bisnis untuk memperbesar usahanya ke tempat yang lain. Namun
demikian, proses ekspansi ke lokasi yang lain ini tidak sesukses cabang pertama mereka. Meskipun
jumlah penjualan dan labanya positif, perbandingan jumlah sales di cabang yang baru
dibandingkan cabang yang lama memili gap yang cukup besar. Hal ini menunjukan kesulitan
Ayam Geprek Pak Dhe Momon dalam membuat jumlah penjualan dari pelanggan yang baru.
Eksplorasi terhadap permasalahan bisnis dimulai dengan melakukan analisis internal yakni dengan
melihat sumber daya dan kemampuan serta menyoroti strategi aktivitas promosi. Selanjutnya,
analisis eksternal dilakukan dengan melihat kondisi lingkungan secara umum serta analisis pesaing
bisnis dan selanjutnya melihat pemahaman terhadap perilaku konsumen dengan cara memetakan
profil, bagaimana persepsi yang mereka terima dari aktivitas promosi Ayam Geprek dan
dampaknya terhadap minat beli. Analisis kuantitatif juga dilakukan dengan melihat pendekatan
deskriptif dan regresi selanjutnya dipetakan dalam table SWOT sebagai basis untuk memetakan
strategi ke depannya dengan memanfaatkan kapasitas internal untuk memaksimalkan peluang serta
meminamilisir tantangan dari eksternal. Solusi yang dibuat ini ditujukan untuk meningkatkan
aktifitas promosi dari Ayam Geprek Pak Dhe Momon untuk menarik pengunjung yang baru dan
menambah penjualannya.