Pasar game global menjadi semakin besar beberapa tahun belakangan, bernilai 151,55 miliar
dollar amerika pada 2019 dan diperkirakan memiliki pertumbuhan tahunan 9,17% selama
periode 2020-2025. Industri semacam ini memiliki potensi besar untuk ditangkap dari
pengembang game itu sendiri dan banyak fitur atau aksesori yang menyertainya. Di Indonesia,
data tahun 2018 menunjukkan bahwa market size untuk industri game sekitar USD 1,13 miliar
dengan ekspektasi pertumbuhan 25-30% (CNBC) dan diprediksi mencapai USD 1,82 miliar
pada tahun 2021. Selanjutnya diharapkan pada tahun 2030, Indonesia akan masuk dalam 5
besar negara di pasar game global dengan nilai USD 4,3 miliar.
Sebagai seorang techno-preneur, penulis (Bimly Akbar Shafara), CEO PT. Candra Dimuka
Investama, seorang start-up di bidang e-commerce, ingin menangkap potensi bisnis semacam
ini. Kajian ini akan membantu perusahaan dalam membuat studi kelayakan, perencanaan dan
perancangan dari segi finansial untuk proyek gaming marketplace. Proyek telah dimulai
dengan pengembangan platform bersama PT. Gits Indonesia. Belanja modal yang dibutuhkan
sebesar Rp 1.184.119,00 dan untuk tiga tahun pertama operasional perseroan sebesar Rp
2.885.519.125 dapat berjalan sesuai proyeksi dasar.
Studi kelayakan proyek menunjukkan hasil yang baik yang berarti membawa proyek ke tahap
selanjutnya. NPV dari perhitungan Rp 11.101.384.699. IRR proyek adalah 48% yang lebih
besar dari biaya ekuitas 18%. Payback period proyek ini sekitar 6 tahun dan indeks
profitabilitas 17. Perhitungan ini berdasarkan skenario dasar, sedangkan saat melakukan
analisis risiko, skenario terburuk akan menghasilkan NPV negatif sebesar Rp 28.336.589.762
dan skenario kasus dasar akan menghasilkan Rp. 84.990.332.354