digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Siti Sarah Agnia
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

Minyak akar wangi (Vetiveria Zizanioides (L.) Nash) merupakan salah satu komoditas ekspor hasil hutan non kayu yang nilai ekonomisnya tinggi. Indonesia adalah negara penghasil minyak akar wangi terbesar ketiga dunia yang produksinya terpusat di Kabupaten Garut. Demi mengoptimalkan nilai ekonomis dari produksi minyak akar wangi tersebut, dapat dilakukan optimalisasi proses penyulingan dengan perlakuan pasca panen sebagai upaya yang paling ekonomis yang dapat diterapkan di industri penyulingan lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan pendahuluan pencucian dan pengeringan dengan sinar matahari atau sun-drying terhadap rendemen minyak, kecepatan penyulingan dan prediksi akhir waktu penyulingan. Penyulingan dilakukan dengan metode water and steam distillation selama 9 jam. Perlakuan awal akar wangi sebagai bahan baku berupa fresh tanpa pencucian, sun-drying tanpa pencucian, fresh dengan pencucian dan sun-drying dengan pencucian. Parameter yang diuji meliputi kadar air akar wangi, rendemen (berdasarkan basis basah dan basis kering), kecepatan penyulingan, peramalan akhir waktu penyulingan). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan sun-drying pencucian menghasilkan rendemen basis basah yang paling tinggi sebanyak 0,320% . Sedangkan rendemen basis kering tertinggi dihasilkan oleh perlakuan fresh pencucian sebesar 0,779% . Perlakuan fresh pencucian memberikan kecepatan penyulingan tertinggi. Berdasarkan hasil peramalan waktu akhir penyulingan berturut-turut sun-drying tanpa pencucian, sun-drying dengan pencucian, fresh tanpa pencucian dan fresh dengan pencucian adalah 11 jam; 12 jam; 12,5 jam; dan 13 jam.