


BAB 1 - MICHELLE ALBERTINE
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 - MICHELLE ALBERTINE
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 - MICHELLE ALBERTINE
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 - MICHELLE ALBERTINE
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 - MICHELLE ALBERTINE
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 - MICHELLE ALBERTINE
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 7 - MICHELLE ALBERTINE
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 8 - MICHELLE ALBERTINE
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 9 - MICHELLE ALBERTINE
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 10 - MICHELLE ALBERTINE
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth) adalah herba aromatik
penghasil minyak esensial dengan nilai ekonomi tinggi yang dikenal dengan nama
dagang patchouli oil. Ekstraksi minyak esensial dari tanaman merupakan teknik
pengolahan yang terus berkembang dan diteliti seiring dengan perkembangan
teknologi. Permintaan atas minyak nilam kian meningkat mengingat sifat
fiksatifnya yang baik dan tidak dapat digantikan oleh zat sintetik mana pun.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan rendemen dan mutu minyak nilam
dengan metode pengeringan pada tahap pra penyulingan. Penambahan perlakuan
pasca panen berupa pengeringan menyebabkan dinding sel pada daun lebih mudah
ditembus uap (tidak hanya sampai permukaan), sehingga rendemen minyak yang
dihasilkan lebih tinggi. Secara umum, yang akan dilakukan pada penelitian ini
adalah menentukan metode pengeringan paling baik untuk menghasilkan minyak
nilam dengan rendemen tinggi dan mutu yang memenuhi standar SNI-06-2385-
2006 tentang minyak nilam. Variasi metode pengeringan terdiri atas penjemuran di
bawah sinar matahari langsung selama 3 hari dengan durasi penjemuran 7 jam per
hari, kering angin (shade drying) selama 9 hari, dan pengeringan mekanik dengan
oven pada suhu 40? selama 21 jam. Batang dan daun nilam kering didestilasi
dengan metode destilasi uap (steam distillation) selama empat jam. Pengujian
terhadap minyak nilam terdiri atas perolehan rendemen, warna, bobot jenis,
bilangan asam, kelarutan dalam alkohol 90%, dan kadar patchouli alcohol. Hasil
penelitian enunjukkan bahwa rendemen minyak nilam paling tinggi diperoleh dari
hasil perlakuan metode kering angin selama 9 hari, yaitu 1,39% dan paling direndah
dari perlakuan kontrol (tanpa pengeringan), yaitu 0,22%. Metode kering angin
selama 9 hari menghasilkan minyak nilam yang memenuhi SNI-06-2385-2006
dengan karakteristik minyak berwarna kuning, bobot jenis 0,956, larut dalam etanol
90% pada perbandingan 1:6, dan bilangan asam sebesar 3,647. Namun, perlakuan
ini belum menghasilkan minyak nilam memenuhi standar patchouli alcohol yang
ditetapkan SNI-06-2385-2006.