digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Angeline
PUBLIC Open In Flipbook Alice Diniarti

PT. ABC adalah salah satu perusahaan yang termasuk dalam industri manufaktur yang bergerak di bidang otomotif. Pegawai pada PT. ABC tidak memiliki keinginan untuk belajar sendiri, melainkan hanya untuk memenuhi tuntutan perusahaan saja. PT. ABC selalu berusaha mencari solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut, mengingat pengetahuan adalah aset yang penting untuk menunjang produktivitas perusahaan. Penyimpanan pengetahuan juga menjadi penting untuk menjaga agar pengetahuan tidak hilang dan dapat dikembangkan lebih lanjut karena pegawai generasi X sudah mulai memasuki usia pensiun. Untuk itu, tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas manajemen pengetahuan lintas generasi. Pada model penelitian, terdapat 3 faktor utama pendorong efektivitas manajemen pengetahuan, yaitu : kapabilitas infrastruktur, dukungan level manajemen dan organisasi, dan kapabilitas proses. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara secara tertulis. Hasil wawancara kemudian dianalisis dengan metode analisis tematik untuk menghasilkan kode dan kategori. Lalu, dilakukan identifikasi kendalakendala yang muncul untuk melakukan perancangan solusi pada masing-masing generasi. Hasil dari analisis transkrip wawancara menunjukkan bahwa pada generasi X, terdapat 1 variabel pada model penelitian yang tidak mempunyai pengaruh terhadap efektivitas manajemen pengetahuan yaitu insentif non-uang. Pada generasi Y dan generasi Z, semua variabel pada model penelitian mempunyai pengaruh terhadap efektivitas manajemen pengetahuan. Pada generasi X, generasi Y, dan generasi Z, manajemen pengetahuan yang efektif memberikan pengaruh terhadap semua variabel, yaitu : peningkatan kualitas komunikasi, peningkatan kualitas kolaborasi, peningkatan kemampuan anggota organisasi, peningkatan kemampuan mengambil keputusan, dan peningkatan produktivitas. Kendala yang paling banyak muncul dari hasil analisis transkrip wawancara adalah kebijakan akses sehingga dibuat rancangan solusi berupa pembuatan business process oriented Knowledge Management (bpoKM) yang dapat membatasi pegawai untuk hanya dapat mengakses pengetahuan yang berhubungan dengan proses bisnis yang dijalankannya. Hal ini juga membantu perusahaan dalam menjaga keamanan data. Untuk menggunakan bpoKM, perusahaan perlu memberikan pelatihan untuk generasi X dan Y, tetapi tidak untuk generasi Z.