PT. ABC adalah salah satu perusahaan yang termasuk dalam industri manufaktur
yang bergerak di bidang otomotif. Pegawai pada PT. ABC tidak memiliki keinginan
untuk belajar sendiri, melainkan hanya untuk memenuhi tuntutan perusahaan saja.
PT. ABC selalu berusaha mencari solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut,
mengingat pengetahuan adalah aset yang penting untuk menunjang produktivitas
perusahaan. Penyimpanan pengetahuan juga menjadi penting untuk menjaga agar
pengetahuan tidak hilang dan dapat dikembangkan lebih lanjut karena pegawai
generasi X sudah mulai memasuki usia pensiun. Untuk itu, tujuan dari penelitian
ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas
manajemen pengetahuan lintas generasi.
Pada model penelitian, terdapat 3 faktor utama pendorong efektivitas manajemen
pengetahuan, yaitu : kapabilitas infrastruktur, dukungan level manajemen dan
organisasi, dan kapabilitas proses. Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara secara
tertulis. Hasil wawancara kemudian dianalisis dengan metode analisis tematik
untuk menghasilkan kode dan kategori. Lalu, dilakukan identifikasi kendalakendala
yang muncul untuk melakukan perancangan solusi pada masing-masing
generasi.
Hasil dari analisis transkrip wawancara menunjukkan bahwa pada generasi X,
terdapat 1 variabel pada model penelitian yang tidak mempunyai pengaruh terhadap
efektivitas manajemen pengetahuan yaitu insentif non-uang. Pada generasi Y dan
generasi Z, semua variabel pada model penelitian mempunyai pengaruh terhadap
efektivitas manajemen pengetahuan. Pada generasi X, generasi Y, dan generasi Z,
manajemen pengetahuan yang efektif memberikan pengaruh terhadap semua
variabel, yaitu : peningkatan kualitas komunikasi, peningkatan kualitas kolaborasi,
peningkatan kemampuan anggota organisasi, peningkatan kemampuan mengambil
keputusan, dan peningkatan produktivitas.
Kendala yang paling banyak muncul dari hasil analisis transkrip wawancara adalah
kebijakan akses sehingga dibuat rancangan solusi berupa pembuatan business
process oriented Knowledge Management (bpoKM) yang dapat membatasi
pegawai untuk hanya dapat mengakses pengetahuan yang berhubungan dengan
proses bisnis yang dijalankannya. Hal ini juga membantu perusahaan dalam
menjaga keamanan data. Untuk menggunakan bpoKM, perusahaan perlu
memberikan pelatihan untuk generasi X dan Y, tetapi tidak untuk generasi Z.
Perpustakaan Digital ITB