digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Alyssa Fadhilla
Terbatas Sandy Nugraha
» ITB

Kepulauan Karimunjawa merupakan salah satu wilayah konservasi yang merupakan rumah bagi sejumlah flora dan fauna eksotis Indonesia. Oleh sebab daya tariknya, Kepulauan Karimunjawa telah menjadi salah satu destinasi wisata bahari di utara Pulau Jawa dengan jumlah pengunjung yang meningkat setiap tahunnya. Namun, kondisi dari fasilitas transportasi udara di Karimunjawa saat ini tidak dapat memenuhi kapasitas pengguna serta prasarananya tidak memadai. Lokasi proyek redesain Bandara Dewadaru adalah di Desa Kemujan, Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Isu utama yang diangkat dalam perancangan bandara ini ialah konservasi dan pariwisata. Strategi yang digunakan untuk menjawab isu konservasi diantaranya dengan memaksimalkan penghawaan alami, pencahayaan alami, vegetasi lokal serta penggunaan material utama yang berkelanjutan, yakni glulam (glue laminated timber). Perancangan bandara ini terdiri dari tiga massa utama dengan penghubung diantaranya untuk mempermudah sirkulasi bagi pengelola. Bangunan dengan luas total sekitar 3,500m2 ini dinaungi oleh atap yang bergelombang. Layaknya bukit-bukit serta ombak yang mendominasi bentang alam Kepulauan Karimunjawa. Atap tersebut ditopang menggunakan struktur glulam dengan kolom utama yang bercabang sehingga memberikan suasana spasial seperti berada di bawah naungan pohon. Analogi pohon dipilih karena nama Dewadaru merupakan salah satu pohon khas yang dianggap keramat oleh masyarakat setempat. Terminal ini diharapkan dapat menjadi pintu gerbang yang memperkenalkan Kepulauan Karimunjawa bagi wisatawan yang datang, serta meninggalkan pengalaman yang berkesan bagi wisatawan yang kembali ke tempat asalnya.