COVER Fajar Nurbehaqi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Fajar Nurbehaqi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Fajar Nurbehaqi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Fajar Nurbehaqi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Fajar Nurbehaqi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Fajar Nurbehaqi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Fajar Nurbehaqi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Pertumbuhan populasi Indonesia membuat kebutuhan pangan meningkat. Seiring
dengan berjalannya waktu, terjadi degradasi nutrisi pada lahan pertanian sehingga
pupuk digunakan untuk memberikan unsur hara pada tanah. Meskipun begitu,
penggunaan pupuk yang intensif berakibat buruk pada lingkungan. Pupuk dengan
kelarutan tinggi menyebabkan unsur pupuk tidak diserap dengan baik oleh tanaman
dan mencemari lingkungan. Salah satu solusi dari masalah ini adalah
mengembangkan material yang dapat melepaskan kalium sebagai salah satu unsur
hara secara lambat dan jangka waktu yang lebih lama. Pada penelitian ini, material
dibuat dari dolomit dan kalium dihidrogen fosfat. Mineral dolomit yang digunakan
berasal dari Lamongan, Jawa Timur.
Serangkaian percobaan pada tekanan atmosfer telah dilakukan untuk mempelajari
pengaruh kecepatan penggerusan, waktu penggerusan, dan rasio berat bola terhadap
berat serbuk (BPR) dalam kelarutan kalium dalam air. Campuran dolomit dan
kalium dihidrogen fosfat disintesis melalui tahap penggerusan dan pemanasan
hingga 600°C. Pengaruh kecepatan penggerusan dipelajari pada kecepatan 150,
200, dan 250 rpm. Pengaruh waktu penggerusan dipelajari pada variasi waktu
selama 4, 6, 8, 12, 16, dan 24 jam penggerusan. Selain itu, pengaruh BPR dipelajari
pada BPR sebesar 56:1, 28:1, dan 14:1. Produk hasil sintesis dilarutkan dalam air
selama 5760 menit. Persentase kelarutan kalium sebagai fungsi waktu pelarutan
dilakukan dengan analisis AAS (Atomic Absorption Spectroscopy). XRD (X-Ray
Diffraction) dilakukan untuk menganalisis perubahan senyawa pada produk. SEM
(Scanning Electron Microscope) dan FTIR (Fourier Transform Infrared
Spectroscopy) digunakan untuk menganalisis perubahan morfologi dan ikatan
molekul pada produk.
Setelah penggerusan dan pemanasan, analisis XRD menunjukkan adanya kalium
kalsium pirofosfat dalam campuran. Analisis SEM menunjukkan terbentuknya
aglomerat setelah penggerusan dan ukuran aglomerat yang lebih besar setelah
pemanasan. Analisis FTIR menunjukkan adanya perubahan intensitas peak setelah
penggerusan dan pemanasan. Penggerusan dengan waktu 24 jam, kecepatan 250
rpm dan BPR 56:1 menghasilkan produk dengan kelarutan kalium dalam air sebesar
39,124%.