digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Tazkia Nurul Shufi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Tazkia Nurul Shufi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Tazkia Nurul Shufi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Tazkia Nurul Shufi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Tazkia Nurul Shufi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Tazkia Nurul Shufi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Tazkia Nurul Shufi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Daerah Meratus yang berada di Kalimantan Selatan memiliki endapan emas yang langka di Indonesia, Potensi mineralisasi yang signifikan di wilayah ini menjadikannya fokus utama dalam eksplorasi mineral di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi mineralisasi dan alterasi yang terdapat di daerah Meratus. Metode analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis petrografi, mineragrafi, Scanning Electron Microscopy Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (SEM-EDS) dan Electron Probe Microanalyzer (EPMA). Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, mineralisasi yang berkembang pada daerah penelitian adalah pirit dan kuarsa terbentuk sepanjang proses mineralisasi, sementara kalkopirit, sfalerit, kromit, dan malasit muncul pada tahap akhir. Kuarsa, feldspar dan muskovit adalah mineral primer yang terbentuk lebih awal, sedangkan serisit dan kalsit hasil dari alterasi mineral primer. Hasil dari pengamatan mineral di daerah Meratus menunjukkan adanya asosiasi mineral antara serisit, kuarsa, dan pirit dalam hampir seluruh sampel, mengindikasikan bahwa daerah ini mengalami alterasi serisitasi. Pirit dapat memicu pembentukan air asam tambang, unsur jejak As, Ni, Co, dan Cu terindentifikasi dalam pirit akan terjadi pencemaran air dan toksisitas. Pada batuan ultramafik, netralisasi berlangsung dengan baik, sehingga potensi pencemaran lingkungan sangat kecil.