ABSTRAK Hana Mutiara Nirwana
PUBLIC yana mulyana
COVER Hana Mutiara Nirwana
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Hana Mutiara Nirwana
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Hana Mutiara Nirwana
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Hana Mutiara Nirwana
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Hana Mutiara Nirwana
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Hana Mutiara Nirwana
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Hana Mutiara Nirwana
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Hana Mutiara Nirwana
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Bahan tambahan pangan (BTP) merupakan senyawa yang berpotensi untuk berinteraksi dengan
reseptor dan dapat memicu efek biologis tertentu ketika masuk ke dalam tubuh. Reseptor adrenergik
merupakan salah satu reseptor tersebut dan dapat mempengaruhi sistem kardiovaskular, saraf, dan
pernafasan. Penelitian ini bertujuan mengembangkan metode in silico untuk mengkaji keamanan
perisa, antioksidan, pemanis, pengawet, dan pewarna melalui kajian interaksinya pada reseptor
adrenergik. Studi in silico diawali dengan optimasi geometri terhadap sampel BTP dan senyawa
pembanding dengan menggunakan perangkat lunak Gaussian09. Sampel BTP ini kemudian dikaji
interaksinya pada reseptor adrenergik ?2. Struktur 3D reseptor diperoleh dari struktur kristal pada
Protein Data Bank (PDB ID: 2RH1). Kajian interaksi dilakukan dengan simulasi docking dan dinamika
molekul. Data hasil interaksi dianalisis dan dihitung juga nilai Ki senyawa sampel, kemudian
dibandingkan dengan hasil interaksi nadolol, propranolol, dan terbutaline yang digunakan sebagai
pembanding. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh senyawa terbutaline memiliki nilai Ki tertinggi
sebesar 2,502 nM. Nilai ini digunakan sebagai ambang batas untuk penentuan potensi aman atau
tidaknya sampel BTP terhadap reseptor adrenergik. Dari seluruh senyawa BTP yang telah diuji, 2-
isobutyl-4,5-dimethyloxazole (BTP 1) dan cinnamyl cinnamate (BTP 4) memiliki nilai Ki yang lebih
rendah dibanding terbutaline sehingga berpotensi tidak aman karena diprediksi memiliki interaksi
lebih kuat pada reseptor adrenergik. Nilai Ki kedua BTP tersebut berturut-turut adalah 0,1210 dan
0,0115 nM. Validasi metode juga dilakukan dengan membandingkan hasil analisis dengan klaim
keamanan yang telah dikeluarkan oleh Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA)
terkait BTP yang diuji pada penelitian ini. Hasil studi ini menunjukkan bahwa metode yang
dikembangkan mampu memprediksi interaksi BTP terhadap reseptor adrenergik sebagai cerminan
aspek keamanan dengan tingkat ketepatan sekitar 83,3%.