digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Hana Mutiara Nirwana
PUBLIC yana mulyana

COVER Hana Mutiara Nirwana
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Hana Mutiara Nirwana
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Hana Mutiara Nirwana
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Hana Mutiara Nirwana
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Hana Mutiara Nirwana
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Hana Mutiara Nirwana
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Hana Mutiara Nirwana
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Hana Mutiara Nirwana
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Bahan tambahan pangan (BTP) merupakan senyawa yang berpotensi untuk berinteraksi dengan reseptor dan dapat memicu efek biologis tertentu ketika masuk ke dalam tubuh. Reseptor adrenergik merupakan salah satu reseptor tersebut dan dapat mempengaruhi sistem kardiovaskular, saraf, dan pernafasan. Penelitian ini bertujuan mengembangkan metode in silico untuk mengkaji keamanan perisa, antioksidan, pemanis, pengawet, dan pewarna melalui kajian interaksinya pada reseptor adrenergik. Studi in silico diawali dengan optimasi geometri terhadap sampel BTP dan senyawa pembanding dengan menggunakan perangkat lunak Gaussian09. Sampel BTP ini kemudian dikaji interaksinya pada reseptor adrenergik ?2. Struktur 3D reseptor diperoleh dari struktur kristal pada Protein Data Bank (PDB ID: 2RH1). Kajian interaksi dilakukan dengan simulasi docking dan dinamika molekul. Data hasil interaksi dianalisis dan dihitung juga nilai Ki senyawa sampel, kemudian dibandingkan dengan hasil interaksi nadolol, propranolol, dan terbutaline yang digunakan sebagai pembanding. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh senyawa terbutaline memiliki nilai Ki tertinggi sebesar 2,502 nM. Nilai ini digunakan sebagai ambang batas untuk penentuan potensi aman atau tidaknya sampel BTP terhadap reseptor adrenergik. Dari seluruh senyawa BTP yang telah diuji, 2- isobutyl-4,5-dimethyloxazole (BTP 1) dan cinnamyl cinnamate (BTP 4) memiliki nilai Ki yang lebih rendah dibanding terbutaline sehingga berpotensi tidak aman karena diprediksi memiliki interaksi lebih kuat pada reseptor adrenergik. Nilai Ki kedua BTP tersebut berturut-turut adalah 0,1210 dan 0,0115 nM. Validasi metode juga dilakukan dengan membandingkan hasil analisis dengan klaim keamanan yang telah dikeluarkan oleh Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA) terkait BTP yang diuji pada penelitian ini. Hasil studi ini menunjukkan bahwa metode yang dikembangkan mampu memprediksi interaksi BTP terhadap reseptor adrenergik sebagai cerminan aspek keamanan dengan tingkat ketepatan sekitar 83,3%.