digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penggunaan nitrofurantoin dan antibiotik nitrofuran lainnya pada hewan ternak yang terinfekSi di Indonesia dibatasi karena berpotensi karsinogenik dan mutagenik. Beberapa penelitian menunjukan bahwa masih ada peternakan yang menggunakan antibiotik tersebut sehingga residu nitrofurantoin pada telur dapat ditemukan. Berbagai metode untuk analisis residu nitrofurantoin sudah banyak dikembangkan, salah satunya yang umum digunakan adalah Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dengan detektor Spektrometri Massa (MS). Namun demikian, ketersediaan instrumentasi ini di laboratorium tidak banyak karena biaya operasional yang tinggi, maka dikembangkanlah metode anallsis menggunakan KCKT dengan detektor Spektrofotometri Ultraviolet (UV). Untuk melakukan analisis dengan metode tersebut, diperlukan teknik pemisahan yang baik agar analisis nitrofurantoin tidak terganggu oleh adanya matriks. Teknik pemisahan yang banyak dikembangkan saat ini adalah Molecular Imprinted Polymer (MIP) yang selektif terhadap analit. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh metode analisis nitrofurantoin yang valid menggunakan KCKT dan memperoleh MIP yang selektif untuk pemisahan residu nitrofurantoin dalam telur ayam. Pengembangan metode analisis nitrofurantoin meliputi optimasi sistem KCKT, Uji Kesesuaian Sistem (UKS), dan validasi metode analisis. Desain MIP dilakukan secara in silico dengan mengamati nilai perubahan energi bebas Gibbs menggunakan perangkat lunak Gaussian09 dengan metode teori kerapatan fungsi menggunakan basis set 6-311G. Sintesis MIP dilakukan dengan metode ruah menggunakan nitrofurantoin sebagai molekul cetakan, akrilamida sebagai monomer fungsional, etilenglikoldimetakrilat (EGDMA) sebagai pengikat silang, dan azobisisobutironitril (AIBN) sebagai inisiator reaksi dalam pelarut porogen dimetilformamida (DMF). Molecular Imprinted Polymer Solid Phase Extraction (MISPE) dibuat dengan memasukan sejumlah MIP ke dalam cartridge SPE. Non-lmprinted Polymer Solid Phase Extraction (NISPE) dibuat sebagai pembanding dengan cara yang sama seperti MISPE. MISPE hasil sintesis dibandingkan terhadap NISPE dan ekstraksi fasa padat (SPE) C18 di pasaran. MISPE yang telah dikarakterisasi digunakan untuk pengujian telur yang beredar di perdagangan. Metode analisis menghasilkan linearitas dengan nilai r 0,9999; Vxo 0, 7066 %, akurasi dengan perolehan kembali 98,98 - 100,69 %, presisi dengan koefisien variansi 0,4650 %, batas deteksi 1,1990 gg/mL, dan batas kuantisasi 3,6340 gg/mL. Akrilamida digunakan sebagai monomer dengan nilai perubahan energi bebas Gibbs -324137 kkal/mol. Perolehan kembali dari nitrofurantoin yang ditambahkan ke dalam telur dan dipisahkan menggunakan MISPE, NISPE, dan SPE CIS di pasaran berturut turut adalah 84,54; 37, 73; dan 33,95 %. Pengembangan metode analisis nitrofurantoin menggunakan KCKT memberikan hasil yang valid. MISPE yang dihasilkan selektif terhadap nitrofurantoin dan memiliki sensitifitas lebih tinggi dibandingkan NISPE dan SPE CIS di pasaran.