ABSTRAK Miftahul Faridl
PUBLIC Alice Diniarti
COVER_Miftahul Faridl.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I_Miftahul Faridl.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II_Miftahul Faridl.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III_Miftahul Faridl.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV_Miftahul Faridl.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V_Miftahul Faridl.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Miftahul Faridl
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN_Miftahul Faridl.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terapi antiretroviral (ART) penting untuk menjaga tingkat harapan hidup orang
dengan HIV/AIDS dengan menurunkan titer virus di dalam darah menjadi tidak
terdeteksi. Kasus resistensi virus terhadap regimen ART menyebabkan penapisan
dan pengembangan obat yang lebih lanjut penting untuk dilakukan. Sebelumnya
telah dikembangkan dimer-based screening system (DBSS) untuk penapisan
senyawa dengan aktivitas inhibisi dimerisasi protease HIV isolat Indonesia (HIV
Id) dengan melakukan fusi gen protease HIV dengan domain pengikatan DNA dari
gen regulator AraC. Dimerisasi protease HIV menyebabkan aktifnya protein AraC
sehingga menghambat ekspresi gen pelapor EmGFP yang diregulasi oleh promoter
AraC. Namun pada penelitian tersebut di atas belum dilakukan validasi dan
implementasi lebih lanjut. Dalam penelitian ini akan dilakukan validasi konstruksi
dan ekspresi protease HIV-Id, serta implementasi sistem DBSS yang telah
dirancang sebelumnya. Validasi konstruksi plasmid dilakukan dengan metode
Polymerase Chain Reaction (PCR) dan sekuensing DNA. Analisis ekspresi HIV-Id
dalam protein fusi dilakukan dengan metode Sodium Dodecyl Sulfate-
Polyacrylamide Gel Electrophoresis (SDS-PAGE). Implementasi sistem DBSS
dilakukan dengan menggunakan 8 senyawa uji, menggunakan konstruksi plasmid
fusi gen AraC dan protease HIV Id tanpa pemberian senyawa sebagai kontrol
negatif dan konstruksi plasmid gen AraC tanpa fusi protease sebagai kontrol positif.
Senyawa-senyawa uji yang digunakan adalah CC-01, CC-07, CS-05, CS-07, CS-
08, CS-10, CS-12, dan CS-04a. Tiap senyawa diujikan pada konsentrasi 2, 4, 6, 8,
dan 10 ppm menggunakan pelarut DMSO. Pendaran gen pelapor diamati pada
eksitasi 475 nm dan emisi 500-550 nm.
Hasil PCR menujukkan pita DNA berukuran 1076 bp yang merupakan wilayah
amplifikasi gen fusi AraC dan protease HIV Id. Analisis sekuensing DNA
menujukkan similaritas 100% dengan konstruksi yang dirancang. Sementara itu,
ekspresi protein fusi berhasil dikonfirmasi dengan mendapatkan pita terduga
protein berukuran 24,2 kDa setelah elektroforesis SDS-PAGE total protein yang
diduga merupakan fusi HIV protease dengan protein regulator. Hasil pengukuran
fluoresensi relatif (fluoresensi dibagi absorbansi) menunjukkan senyawa CC-01
dan CS-08 memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan kontrol negatif pada
seluruh konsentrasi. Hasil analisis docking molekuler menunjukkan senyawa CC-
01, yang diidentifikasi sebagai asam kalofolat D, membentuk interaksi hidrofobik
dengan domain dimerisasi pada Asp145 dan Ala148. Sementara itu, senyawa CS-
08, yang diidentifikasi sebagai asam kalolongoat metil ester, membentuk ikatan
hidrogen dengan domain dimerisasi Ala148. Oleh karena itu, kedua senyawa
tersebut berpotensi menjadi kandidat inhibitor protease HIV Id, sehingga perlu
dilakukan pengujian lebih lanjut.