ABSTRAK Hugo Sindhunata
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Daerah penelitian secara administratif terletak di IUP (Izin Usaha Pertambangan) Tayan milik
PT.ANTAM (Aneka Tambang) UBPB (Unit Bisnis Pertambangan Bauksit), Kabupaten
Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. Koordinat daerah penelitian terletak pada 404522 –
409060 mT dan 9986788 -9991574 mU zona 49S datum WGS1984 serta memiliki luas 21,5
km2. Pengambilan sampel bauksit laterit terdapat pada dua area yaitu Bukit 16 dan Bukit 30.
Area Bukit 16 berada pada koordinat 404740 – 405469 mT dan 9990467 - 9991396 mU dan
Bukit 30 berada pada 407475 – 407827 mT dan 9987395 - 9987754.
Berdasarkan pembagian satuan fisiografi Lembar Pontianak/Nangataman, daerah penelitian
termasuk dalam satuan medan rendah, berbukit tertoreh rapat yang tersusun oleh granit dan
setempat batuan gunungapi. Stratigrafi daerah penelitian berdasarkan modifikasi dari
PT.ANTAM dari tua ke muda terdiri dari 4 satuan batuan, yaitu Satuan Filit, Satuan
Granodiorit, Satuan Diorit Kuarsa, dan Endapan Rawa.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik endapan bauksit laterit area Bukit 16
dan 30 serta menentukan hubungannya dengan kelimpahan REE (Rare Earth Elements). Data
yang digunakan berupa data DEM (Digital Elevation Model), lapangan, dan assay. Data
lapangan terdiri dari 3 sampel batuan dan 10 titik testpit dengan 40 sampel bauksit laterit. Data
assay terdiri dari data XRF (X-ray Fluorescence) dan ICP-OES (Inductively Coupled Plasma-
Optical Emission Spectrometry) (18 sampel bauksit laterit dan 1 sampel batuan dasar area
Bukit 16 dan 18 sampel bauksit laterit dan 1 sampel batuan dasar area Bukit 30).
Karakteristik endapan bauksit laterit pada Bukit 16 dan 30 secara umum dibedakan berdasarkan
karakteristik batuan dasar. Endapan bauksit laterit pada area Bukit 16 berasal dari batuan
granodiorit sedangkan area Bukit 30 berasal dari batuan diorit kuarsa serta memiliki 3 tahapan
pembentukan, yaitu tahap pembentukan zona lempung, zona bauksit, dan zona latosol. Zona
lempung dicirikan dengan kandungan SiO2 dan R-SiO2 relatif tinggi dengan derajat laterisasi
lemah, zona bauksit dicirikan kandungan Al2O3 dan Fe2O3 relatif tinggi dengan derajat
laterisasi sedang – kuat, dan zona latosol dicirikan dengan kandungan TiO2 relatif tinggi
dengan derajat laterisasi lemah. Umumnya bauksit pada area Bukit 16 adalah Kaolinitic
Bauxite, Bauxitic Kaolinite, dan Bauxite sedangkan Bukit 30 umumnya adalah Laterite dan
Bauxite.
Secara umum, kelimpahan REE pada endapan bauksit laterit area Bukit 16 dan 30
menunjukkan distribusi yang merata pada setiap zona, pengayaan relatif ?REE(La-Lu) terhadap
batuan dasar dan kandungan ?LREE(La-Eu) yang lebih tinggi dari ?HREE(Gd-Lu). Berdasarkan
analisis Koefisien Pearson, pengontrol utama ?LREE(La-Eu) dan ?HREE(Gd-Lu) pada Bukit 16
adalah mineral-Fe sedangkan pada Bukit 30 adalah mineral P dan Sr, lalu pengontrol utama Sc
pada Bukit 16 dan 30 adalah mineral Fe.