ABSTRAK Sandy Sella Fajar
PUBLIC Alice Diniarti COVER Sandy Sella Fajar
PUBLIC Alice Diniarti
BAB 1 Sandy Sella Fajar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Sandy Sella Fajar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Sandy Sella Fajar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Sandy Sella Fajar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Sandy Sella Fajar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Sandy Sella Fajar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Sandy Sella Fajar
PUBLIC Alice Diniarti
Risiko dan ketidakpastian dapat menjadi faktor penyebab kegagalan proyek
konstruksi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada tujuh peristiwa risiko
yang sering muncul dalam proyek konstruksi, salah satunya ialah pengadaan
pekerjaan tambah kurang atau yang disebut dengan change order. Berdasarkan
pengumpulan data awal untuk 30 pekerjaan yang dilakukan oleh Kementerian
PUPR untuk pekerjaan embung, didapat 93% pekerjaan mengalami perubahan nilai
kontrak awal yang dilakukan melalui addendum kontrak yang nilainya berkisar
antara 9% - 9,7%. Informasi tersebut menjadi dasar untuk meneliti pekerjaan
bendungan yang lebih besar dan kompleks yang berkaitan dengan peningkatan
biaya akibat faktor risiko. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh faktor risiko
yang terjadi pada pelaksanaan konstruksi bendungan yang menyebabkan terjadinya
change order dilihat dari sudut pandang owner sebagai pemilik kegiatan, sehingga
bisa menjadi suatu gambaran untuk mengambil suatu keputusan dan meminimalisir
faktor risiko tersebut agar tidak berdampak secara signifikan terhadap pelaksanaan
konstruksi. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini ialah metode kualitatif
dengan menggunakan kuesioner untuk mendapatkan nilai probabilitas dan dampak
berdasarkan penilaian responden. Penentuan kuesioner berdasarkan studi literatur
mengenai faktor risiko pada pekerjaan konstruksi bendungan yang telah
diklarifikasi oleh pihak owner. Berdasarkan hasil metode kuantitatif, didapatkan
faktor risiko pada tahapan perancangan yang berdampak pada kualitas dokumen
dan memiliki nilai severity index terbesar yaitu desakan dari stakeholder untuk
mempercepat pekerjaan, kondisi di lapangan tidak sesuai dengan ruang lingkup
yang tercantum di dalam KAK dan keinginan dari Owner untuk memberikan
masukan - masukan terhadap desain pekerjaan. Sedangkan pada tahap pelaksanaan
didapat faktor risiko yaitu kondisi lingkungan tidak sesuai dugaan semula,
terjadinya hal- hal tidak terduga seperti bencana alam dan perubahan desain selama
konstruksi. Kemudian langkah selanjutnya adalah mencari peningkatan biaya
konstruksi bendungan melalui kuesioner ke dua kepada responden. Metode
kuantitatif dilakukan untuk mendapatkan persentase biaya berdasarkan penilaian
responden di beberapa pekerjaan bendungan. Sehingga dari data tersebut akan
dibuat distribusi probabilitas dengan menggunakan program @risk. Penentuan
distribusi menggunakan distribusi triangular untuk memudahkan pemahaman mengenai parameter kenaikan biaya dengan tiga nilai, yaitu nilai minimal, nilai
yang sering muncul dan nilai maksimal.
Analisis berikutnya adalah melakukan simulasi montecarlo berdasarkan hasil dari
parameter yang telah didapat dengan menjumlahkan setiap kenaikan biaya item
pekerjaan sehingga didapatkan kurva PDF dan diagram tornado sebagai bentuk
untuk memahami item pekerjaan yang paling sensitif terhadap total kenaikan biaya.
Berdasarkan hasil simulasi didapatkan total kenaikan biaya untuk pekerjaan
Bendungan Sadawarna adalah 4,09% dari total kontrak awal sebesar Rp 1,8 Trilyun
dan berdasarkan analisis sensitivitas menggunakan diagram tornado didapatkan
item pekerjaan yang paling berpengaruh terhadap peningkatan biaya adalah
pekerjaan pembebasan lahan dan pekerjaan tubuh bendungan. Pada tahapan
pembebasan lahan, faktor yang memberikan kontribusi paling besar di dalam
peningkatan biaya adalah perubahan kebijakan atau peraturan pemerintah yang
mempengaruhi proyek dan inflasi atau fluktuasi harga tiba-tiba tak terduga.
Sedangkan faktor risiko pada pekerjaan tubuh bendungan ialah gambar yang tidak
sesuai dengan keadaan lapangan dan perubahan desain selama konstruksi. Hasil
akhir dari penelitian ini didapatkan terdapat 13 faktor risiko pada tahapan
perancangan yang berdampak pada kualitas dokumen desain dan 29 faktor risiko
pada tahapan pelaksanaan bendungan yang menjadi sumber terjadinya peningkatan
biaya melalui change order.