digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Sandy Sella Fajar
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Sandy Sella Fajar
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Sandy Sella Fajar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Sandy Sella Fajar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Sandy Sella Fajar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Sandy Sella Fajar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Sandy Sella Fajar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Sandy Sella Fajar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Sandy Sella Fajar
PUBLIC Alice Diniarti

Risiko dan ketidakpastian dapat menjadi faktor penyebab kegagalan proyek konstruksi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada tujuh peristiwa risiko yang sering muncul dalam proyek konstruksi, salah satunya ialah pengadaan pekerjaan tambah kurang atau yang disebut dengan change order. Berdasarkan pengumpulan data awal untuk 30 pekerjaan yang dilakukan oleh Kementerian PUPR untuk pekerjaan embung, didapat 93% pekerjaan mengalami perubahan nilai kontrak awal yang dilakukan melalui addendum kontrak yang nilainya berkisar antara 9% - 9,7%. Informasi tersebut menjadi dasar untuk meneliti pekerjaan bendungan yang lebih besar dan kompleks yang berkaitan dengan peningkatan biaya akibat faktor risiko. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh faktor risiko yang terjadi pada pelaksanaan konstruksi bendungan yang menyebabkan terjadinya change order dilihat dari sudut pandang owner sebagai pemilik kegiatan, sehingga bisa menjadi suatu gambaran untuk mengambil suatu keputusan dan meminimalisir faktor risiko tersebut agar tidak berdampak secara signifikan terhadap pelaksanaan konstruksi. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini ialah metode kualitatif dengan menggunakan kuesioner untuk mendapatkan nilai probabilitas dan dampak berdasarkan penilaian responden. Penentuan kuesioner berdasarkan studi literatur mengenai faktor risiko pada pekerjaan konstruksi bendungan yang telah diklarifikasi oleh pihak owner. Berdasarkan hasil metode kuantitatif, didapatkan faktor risiko pada tahapan perancangan yang berdampak pada kualitas dokumen dan memiliki nilai severity index terbesar yaitu desakan dari stakeholder untuk mempercepat pekerjaan, kondisi di lapangan tidak sesuai dengan ruang lingkup yang tercantum di dalam KAK dan keinginan dari Owner untuk memberikan masukan - masukan terhadap desain pekerjaan. Sedangkan pada tahap pelaksanaan didapat faktor risiko yaitu kondisi lingkungan tidak sesuai dugaan semula, terjadinya hal- hal tidak terduga seperti bencana alam dan perubahan desain selama konstruksi. Kemudian langkah selanjutnya adalah mencari peningkatan biaya konstruksi bendungan melalui kuesioner ke dua kepada responden. Metode kuantitatif dilakukan untuk mendapatkan persentase biaya berdasarkan penilaian responden di beberapa pekerjaan bendungan. Sehingga dari data tersebut akan dibuat distribusi probabilitas dengan menggunakan program @risk. Penentuan distribusi menggunakan distribusi triangular untuk memudahkan pemahaman mengenai parameter kenaikan biaya dengan tiga nilai, yaitu nilai minimal, nilai yang sering muncul dan nilai maksimal. Analisis berikutnya adalah melakukan simulasi montecarlo berdasarkan hasil dari parameter yang telah didapat dengan menjumlahkan setiap kenaikan biaya item pekerjaan sehingga didapatkan kurva PDF dan diagram tornado sebagai bentuk untuk memahami item pekerjaan yang paling sensitif terhadap total kenaikan biaya. Berdasarkan hasil simulasi didapatkan total kenaikan biaya untuk pekerjaan Bendungan Sadawarna adalah 4,09% dari total kontrak awal sebesar Rp 1,8 Trilyun dan berdasarkan analisis sensitivitas menggunakan diagram tornado didapatkan item pekerjaan yang paling berpengaruh terhadap peningkatan biaya adalah pekerjaan pembebasan lahan dan pekerjaan tubuh bendungan. Pada tahapan pembebasan lahan, faktor yang memberikan kontribusi paling besar di dalam peningkatan biaya adalah perubahan kebijakan atau peraturan pemerintah yang mempengaruhi proyek dan inflasi atau fluktuasi harga tiba-tiba tak terduga. Sedangkan faktor risiko pada pekerjaan tubuh bendungan ialah gambar yang tidak sesuai dengan keadaan lapangan dan perubahan desain selama konstruksi. Hasil akhir dari penelitian ini didapatkan terdapat 13 faktor risiko pada tahapan perancangan yang berdampak pada kualitas dokumen desain dan 29 faktor risiko pada tahapan pelaksanaan bendungan yang menjadi sumber terjadinya peningkatan biaya melalui change order.