digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Brian Tony
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Brian Tony
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Brian Tony
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Brian Tony
PUBLIC Alice Diniarti




BAB 5 Brian Tony
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Brian Tony
PUBLIC Alice Diniarti

Permasalahan utama dalam teknis injeksi tercampur adalah sulitnya mencapai tekanan tercampur minimum, terutama pada lapangan yang telah lama diproduksikan sehinga mempunyai tekanan reservoir yang rendah. Injeksi gas CO2 yang dibantu dengan aditif LPG (Liquefied Petroleum Gas) akan mengurangi tekanan tercampur minimum dengan fluida reservoir melalui mekanisme difusi, dan meningkatkan perolehan hidrokarbon secara signifikan tanpa memerlukan media kompresi gas bertekanan tinggi. Penelitian ini menggunakan perangkat lunak simulasi komersial untuk menentukan profil produksi Lapangan X pada kasus injeksi tercampur gas CO2 yang dibantu aditif LPG dengan melakukan optimisasi parameter sensitivitas yaitu laju injeksi dan komposisi gas injeksi. Hasil studi ini, membuktikan bahwa metode injeksi tercampur gas CO2 dan LPG dengan meningkatkan komposisi LPG dapat menurunkan nilai MMP. Namun demikian, diduga bahwa nilai minimum miscibility pressure (MMP) dari MMP dengan model laboratorium (slimtube) diperlukan verifikasi dengan MMP dengan model simulasi reservoir. Studi ini menganalisis dari 4 macam jenis fluida reservoir yang berbeda berdasarkan parameter Tc dan Pc dari C6+. Ditunjukkan dari hasil studi ini bahwa nilai MMP kondisi lapangan (simulasi reservoir) tidak sama dengan nilai MMP kondisi laboratorium (simulasi slimtube). Nilai MMP terbesar yaitu pada fluida yang memiliki temperatur kritis dan tekanan kritis yang paling besar. Nilai MMP fluida B yang memiliki temperatur kritis dan tekanan kritis yang paling besar yaitu 4135 psi (simulasi reservoir) dan 5015 psi (simulasi slimtube) untuk 100% CO2 + 0% LPG, dibandingkan 2294 psi (simulasi reservoir) dan 1563 psi (simulasi slimtube) untuk 0% CO2 + 100% LPG. Perbedaan nilai MMP pada berbagai komposisi C6+ diantara 0% hingga 4% dan penurunan MMP dengan nilai temperatur kritis dan tekanan kritis C6+ pada model laboratorium diantara 19% hingga 71%, pada model simulasi reservoir 9% hingga 41%. Semakin kecil LPG, makin jauh lebih besar nilai MMP dari simulasi slimtube terhadap nilai MMP dari simulasi reservoir. Pengaturan komposisi fluida injeksi yang berupa campuran CO2 dan LPG dipadukan dengan laju injeksi yang optimum terhadap karakteristik reservoir ini dapat meningkatkan perolehan secara optimal dan secara analisis ekonomi layak untuk diterapkan pada berbagai lapangan minyak di Indonesia yang telah memasuki produksi tahap tersier.