digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Jakarta adalah ibu kota negara Republik Indonesia dan juga merupakan kota industri dan pemerintahan di Indonesia, hal ini membuat Provinsi Jakarta termasuk salah satu dari Provinsi di Indonesia yang banyak menggunakan air tanah dalam melakukan berbagai aktivitas. Ekstraksi air tanah yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya kekosongan pada pori-pori tanah sehingga tekanan hidrostatis di lapisan akuifer tertekan akan berkurang dan lapisan akuifer tertekan akan mengalami pemadatan batuan (kompaksi) yang memicu terjadinya kerusakan di lapisan akuifer tertekan. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengidentifikasi kerusakan akuifer tertekan, salah satunya dengan membuat model aliran air dan model pemadatan akuifer. Namun hal ini dianggap kurang menjelaskan kerusakan akuifer tertekan karena faktor kerusakan akuifer tertekan tidak hanya akibat pemadatan akuifer. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kerusakan akuifer tertekan wilayah Jakarta dari inversi data land subsidence dan water table decline secara spasial. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara spasial dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan keadaan akuifer tertekan di wilayah DKI Jakarta pada saat ini (tahun 2019) dikategorikan cukup baik di bagian selatan dan rusak di bagian utara DKI Jakarta. Di beberapa daerah seperti wilayah barat dan timur kota Jakarta Utara dan wilayah timur kota Jakarta Timur dikategorikan rusak dan cukup rusak. Sedangkan wilayah kota Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat dikategorikan cukup baik.