Perpustakaan Digital ITB

Pelabuhan Donggala merupakan pelabuhan yang penting bagi masyarakat Donggala dan Sulawesi Tengah, karena menyimpan latar belakang Donggala yang pernah berjaya sebagai kota pelabuhan. Pada tahun 1987 aktivitas utama di pelabuhan Donggala dipindahkan ke pelabuhan yang baru (Pelabuhan Pantoloan) di Kota Palu. Sejak saat itu pelabuhan dan kota Donggala menjadi sepi dan aktivitas perekonomian menurun. Di sisi lain, saat ini aktivitas wisata di sekitar kota tua Donggala semakin meningkat. Donggala memiliki potensi kekayaan wisata alam, sejarah dan budaya, sehingga saat ini pemerintah menetapkan Donggala sebagai kota wisata dengan membuat sektor pariwisata sebagai fokus perencanaan pengembangan. Keputusan pemerintah untuk menjadikan kota tua Donggala sebagai salah satu destinasi wisata adalah usaha pemerintah memaknai tempat ini, untuk selanjutnya menjadi potensi perekonomian bagi masyarakat. Melihat potensi tersebut, maka dibutuhkan perancangan fungsi baru untuk menunjang aktivitas wisata sekaligus menjadi jembatan antara visi masa depan Donggala sebagai kota wisata dengan nilai historisnya sebagai kota pelabuhan. Lokasi perancangan yang dipilih adalah pelabuhan lama Donggala yang memiliki nilai historis yang signifikan pada saat Donggala menjadi kota pelabuhan di masa lampau. Prinsip placemaking akan dipakai sebagai salah satu strategi memperkuat sense of place suatu tempat. Placemaking merupakan proses mengubah “space” menjadi “place”. Fungsi visitor center dipilih untuk menjadi pintu gerbang dan pusat aktivitas pengunjung, dan menjadi “melting pot” yang akan mempertemukan antara 1) Fungsi yang menjadi daya tarik dan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan pengunjung / turis, 2) Potensi latar belakang, sejarah dan lokasi, 3) Kebutuhan aktivitas penduduk dan komunitas setempat yang ada. Strategi ini dipilih untuk mengembalikan area Pelabuhan Donggala menjadi landmark, dan mengembalikan aktivitas untuk meningkatkan perekonomian setempat.