digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Fikri Fauzan Hasrul
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Muhammad Fikri Fauzan Hasrul
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Fikri Fauzan Hasrul
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Fikri Fauzan Hasrul
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Fikri Fauzan Hasrul
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Fikri Fauzan Hasrul
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Fikri Fauzan Hasrul
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Baja galvanil banyak digunakan untuk bahan bodi mobil. Pembuatan baja galvanil dilakukan dengan melapisi baja menggunakan zinc dan dilakukan annealing. Salah satu permasalahan baja galvanil adalah dapat terkorosi, terutama akibat kehadiran ion klorida dan sulfat. Pada daerah pantai, lingkungan mengalami perubahan kelembapan yang cukup signifikan sehingga menyebabkan lapisan elektrolit tipis pada permukaan baja galvanil berubah – ubah setiap waktunya. Oleh karena itu diperlukan pengujian baja galvanil terhadap lingkungan larutan klorida dan sulfat dengan variasi perlakuan perendaman full immersion dan wet-dry cycle. Pengujian dilakukan dengan variasi larutan NaCl, Na2SO4 dan campuran keduanya. Perendaman dilakukan selama 7 hari dengan waktu basah 12 jam dan waktu kering 12 jam untuk variasi wet-dry cycle. Perhitungan kehilangan berat dilakukan untuk mengetahui laju korosinya. Selain itu, dilakukan juga uji elektrokimia cyclic polarization dan electrochemical impedance specstroscopy dengan menggunakan potensiostat. Karakterisasi dilakukan pada sampel awal dan setelah direndam dengan scanning electron microscope dan x-ray diffraction. Dari hasil analisis CRD, sampel awal membentuk senyawa intermetalik Fe13Zn126 dan membentuk Zn5Cl2(OH)6.H2O pada larutan klorida setelah direndam selama 7 hari. Dari hasil uji perendaman, laju korosi baja dalam larutan klorida, sulfat dan campuran adalah 1,156; 1,701; dan 0,844 mm/tahun untuk full immersion. Sedangkan untuk wet-dry cycle 1,682; 2,825; dan 1,195 mm/tahun. Dari ekstrapolasi tafel, didapatkan laju korosi pada full immersion pada larutan klorida, sulfat, dan campuran adalah 0,034; 0,044; dan 0,020 mm/tahun. Sedangkan pada wet-dry cycle didapatkan laju korosinya 0,112; 0,111; dan 0,093 mm/tahun. Didapatkan laju korosi pada wet-dry cycle lebih besar dibandingkan full immersion. Hal ini disebabkan karena degradasi lapisan pasif dan pengendapan garam yang tidak merata pada keadaan kering. Dari kurva cyclic polarization, terlihat adanya pembentukan pit setelah perendaman 7 hari baik full immersion maupun wet-dry cycle. Model rangkaian yang sesuai pada full immersion adalah (Rs(CPEox(Rox(CPEdl/Rct) yang menunjukkan terbentuknya lapisan pasif zinc oksida. Sedangkan pada variasi wet-dry cycle pada larutan klorida dan sulfat, model rangkaian yang sesuai adalah (Rs(CPEpor(Rpor(CPEox(Rox(CPEdl/Rct) yang menunjukkan terbentuknya zinc oksida yang tidak protektif sehingga baja mulai terkorosi.