BAB 1 Dennas Rizky Fauzan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Dennas Rizky Fauzan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Dennas Rizky Fauzan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Dennas Rizky Fauzan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Dennas Rizky Fauzan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Dennas Rizky Fauzan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Dennas Rizky Fauzan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Pembangunan Terowongan Air Nanjung memiliki tujuan untuk mengurangi risiko
banjir yang kerap terjadi di bantaran Sungai Citarum dengan cara meningkatkan kapasitas
Sungai Citarum semula 570 m3
/s menjadi 643 m3
/s sehingga dapat mempercepat aliran. Dalam
pembangunan terowongan dilakukan kegiatan pengeboran dan peledakan untuk
menghancurkan batuan yang keras sehingga akan menghasilkan getaran yang dapat mengubah
nilai konvergen pada terowongan sehingga mempengaruhi kestabilan terowongan. Selain
getaran juga terdapat beberapa aspek yang dapat mempengaruhi besarnya nilai konvergen
seperti jarak muka terowongan terhadap titik pemantauan dan intensitas hujan. Nilai laju
perpindahan yang besar dan terus menerus yang apabila tidak dipantau maka dapat berpotensi
menyebabkan kelongsoran atau keruntuhan terowongan. Dalam tugas akhir ini, akan dianalisis
kestabilan terowongan dengan pengukuran konvergen antara dua titik pada dinding dan atap
terowongan dengan menggunakan alat convergencemeter serta seberapa besar pengaruh getaran
peledakan, jarak muka terowongan, dan intensitas hujan terhadap nilai konvergen. Kriteria
analisis kestabilan yang akan digunakan adalah berdasarkan konsep critical strain oleh Sakurai
(1983) dan laju perpindahan yang direkomendasikan oleh UG Geotech PT Freeport Indonesia
(2000). Dari hasil analisis kriteria kestabilan, Terowongan Air Nanjung dapat dikatakan stabil
atau tidak memiliki masalah penyanggaan yang signifikan apabila besar strain lebih kecil dari
1.026 % sedangkan berdasarkan kriteria kestabilan laju perpindahan UG Geotech PT Freeport
Indonesia (2000) dibagi menjadi 5 kategori yaitu negligible, moderate, severe, very severe, dan
extremely severe.
Perpustakaan Digital ITB