Cekungan Sumatra Selatan merupakan salah satu cekungan penghasil hidrokarbon
yang cukup besar di Indonesia, salah satunya terdapat pada Formasi Talang Akar.
Formasi Talang Akar terdiri dari batupasir dan batuserpih. Lapangan “SKS”
terdapat pada Cekungan Sumatra Selatan. Untuk mengembangkan lapangan ini,
diperlukan penelitian mengenai persebaran batupasir terutama berporositas baik
secara lateral di Lapangan “SKS”. Untuk bisa mengkarakterisasi batupasir tersebut
dan melihat persebarannya, diperlukan parameter elastik yang dapat membedakan
keberadaan batupasir dengan batuserpih, maupun lainnya. Data sumur berupa
parameter yang sensitif terhadap target di lapangan “SKS” kemudian disebarkan ke
data seismik melalui metode seismik inversi, multiatribut, serta neural network.
Metode seismik inversi yang digunakan adalah metode Model-Based. Pada
penelitian ini, hasil analisis densitas didapatkan nilai cut off densitas serta porositas
yang akan digunakan untuk membedakan batupasir dengan batuserpih. Data
seismik yang digunakan dalam penelitian ini memiliki frekuensi yang cukup
rendah, maka data akan dienhance menggunakan metode spectral balancing untuk
melebarkan bandwith. Kemudian dilakukan inversi model-based yang akan
digunakan sebagai atribut eksternal saat proses multiatribut maupun neural
network. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan nilai korelasi dan validasi
nantinya. Parameter yang telah ditentukan, yaitu densitas serta porositas, akan
dibuat volume dengan menggunakan metode multiatribut dan neural network.
Proses multiatribut akan dilakukan secara iteratif hingga didapatkan nilai korelasi
dan validasi yang terbaik. Volume densitas akan digunakan sebagai atribut eksternal
saat proses pembentukan volume porositas. Volume densitas dan porositas akan dislice untuk mendapatkan persebaran batupasir secara lateral pada Lapangan “SKS”.
Hasil analisis persebaran batupasir dapat menunjukkan keberadaan batupasir dan
dapat digunakan untuk membantu pengembangan Lapangan “SKS”.