digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Erba Rahmatina
PUBLIC yana mulyana

COVER Erba Rahmatina
PUBLIC yana mulyana

BAB 1 Erba Rahmatina
PUBLIC yana mulyana

BAB 2 Erba Rahmatina
PUBLIC yana mulyana

BAB 3 Erba Rahmatina
PUBLIC yana mulyana

BAB 4 Erba Rahmatina
PUBLIC yana mulyana

BAB 5 Erba Rahmatina
PUBLIC yana mulyana

BAB 6 Erba Rahmatina
PUBLIC yana mulyana

PUSTAKA Erba Rahmatina
PUBLIC yana mulyana

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu faktor risiko Tuberkulosis (TB). DM berhubungan dengan peningkatan risiko kegagalan, relaps, dan kematian dalam pengobatan TB. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan utility pasien TB paru Basil Tahan Asam (BTA) positif dengan atau tanpa komorbiditas DM, serta pasien TB paru BTA positif dengan komorbiditas DM pada status Gula Darah Puasa (GDP) dan penggunaan kelompok obat DM tertentu untuk jangka waktu analisis sepuluh tahun. Hasil analisis pada penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk membantu pemilihan kelompok obat DM yang memiliki ekspektasi tertinggi dalam menunjang keberhasilan outcome TB untuk jangka waktu panjang. Penelitian ini dilakukan secara retrospektif melalui pengkajian rekam medik Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM), Bandung periode bulan Januari 2009 hingga Juni 2015. Selain data rekam medik, follow up melalui telepon pada bulan Juni 2016 juga dilakukan sebagai konfirmasi beberapa data dan status akhir pengobatan pasien. Kajian terkait pengaruh komorbiditas DM, status GDP, dan penggunaan kelompok obat DM terhadap outcome TB jangka panjang dilakukan melalui pendekatan model Markov dengan keluaran hasil analisis berupa utility yang merupakan penilaian numerik terhadap suatu status kesehatan berdasarkan preferensi apabila seseorang berada pada status tersebut, relatif terhadap kesehatan optimum. Utility dalam penelitian ini merepresentasikan total utility individu selama sepuluh tahun. Selanjutnya, untuk mengetahui sejauh mana parameter input mempengaruhi utility, maka dilakukan analisis sensitivitas. Berdasarkan hasil pendekatan model Markov, diketahui bahwa komorbiditas DM, status GDP, dan kelompok obat DM yang digunakan berpengaruh terhadap utility dan ekspektasi kesembuhan TB. Simulasi pasien TB tanpa komorbiditas DM menghasilkan utility dan ekspektasi kesembuhan yang lebih tinggi dibandingkan simulasi pasien TB dengan komorbiditas DM (utility: 8,38 versus 7,9). Simulasi pasien TB dengan komorbiditas DM pada status GDP Terkendali menghasilkan utility dan ekspektasi kesembuhan yang lebih tinggi dibandingkan simulasi pasien dengan status GDP Tidak Terkendali (utility simulasi GDP Fase Intensif: 8,59 versus 7,88; utility simulasi GDP akhir Fase Lanjutan: 8,59 versus 7,86). Simulasi pasien TB dengan komorbiditas DM pada penggunaan insulin di Fase Intensif menghasilkan utility dan ekspektasi kesembuhan yang lebih tinggi dibandingkan simulasi penggunaan Obat Hipoglikemik Oral (OHO) serta kombinasi insulin dan OHO (utility: 8,59 versus 7,34 versus 8,53). Simulasi pasien TB dengan komorbiditas DM pada penggunaan insulin di akhir Fase Lanjutan menghasilkan utility dan ekspektasi kesembuhan yang sama dengan simulasi penggunaan kombinasi insulin dan OHO, namun lebih tinggi dibandingkan simulasi penggunaan OHO (utility: 8,59 versus 8,59 versus 7,72). Berdasarkan nilai probabilitas transisi, utility, dan jumlah pasien pada kondisi steady state, penggunaan insulin, baik pada Fase Intensif atau akhir Fase Lanjutan memiliki ekspektasi tertinggi dalam menunjang keberhasilan terapi TB. Pada Fase Intensif, insulin merupkan alternatif pengobatan yang paling optimum untuk digunakan. Pada akhir Fase Lanjutan, dapat digunakan insulin atau kombinasi insulin dan OHO dengan utility dan ekspektasi kesembuhan yang lebih tinggi dibandingkan OHO. Secara umum, analisis sensitivitas menunjukkan bahwa utility paling sensitif terhadap perubahan incremental utility status Sembuh, discount rate dan probabilitas transisi dari status Sembuh ke status Sembuh (tidak terjadi kekambuhan).