PT. APS Indonesia adalah perusahaan yang menawarkan solusi digital di industri pertambangan dan
berfokus pada customer yang memiliki kendaraan berat seperti dump truck, excavator dan alat berat
lainnya. Berawal sebagai perusahaan perdagangan, tahun 2011 mulai beralih ke penyediaan solusi
digital yang terdiri dari produk perangkat keras yang befungsi sebagai akusisi data dan layanan yang
akan memudahkan customer dalam memanfaatkan data dan informasi untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi operasi pertambangan. Prediksi market value dalam penyedian solusi digital
di industry pertambangan mencapai $70 million di tahun 2019, akan tetapi trend penurunan harga
komoditas pertambangan terus terjadi yang akan berpengaruh pada daya beli customer. Dan
pencapaian market share APS Indonesia di tahun 2019 baru sebesar 1.5%. Kondisi ini, membuat
firm untuk mencari cara-cara baru atau berinovasi dalam memberikan penawaran ke customer agar
dapat terus tumbuh dan berkembang.
Observasi dan interview dilakukan untuk mendapatkan data dari internal maupun eksternal APS
Indonesia. Data tersebut lalu dianalisa dengan memanfaatkan generik framework seperti PESTEL,
Porter’s Five forces, VRIO dan Value Chain analysis untuk mendapatkan gambaran kondisi
lingkungan eksternal dan internal firm. Pusat permasalahan didapatkan dengan menggunakan matrix
confrontation SWOT yang menghasilkan bahwa perusahaan hanya memiliki 1-2 portfolio produk
dan layanan disertai dengan minimnya aktifitas pemasaran dan kompetensi yang tidak merata di
organisasi. Di sisi yang lain adanya ancaman atas penurunan daya beli dari customer. Di waktu yang
sama, global player yang masuk ke pasar domestik. Model kuantifikasi dari ten type of innovation
framework digunakan untuk mendapatkan gambaran gap pencapaian inovasi antara firm dengan
pemain lainnya. Sehingga perusahaan bisa menentukan arah fokus inovasi yang terbaik yang akan
dilakukan dan seberapa banyak tipe inovasi yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Dari hasil model kuantifikasi framework ten type of innovation didapatkan hasil pencapaian inovasi
APS Indonesia masih rendah dibandingkan dengan pemain global. Sehingga dibutuhkan fokus
inovasi yang tertuju pada business model dengan target merubah kondisi pasar di tengah
menurunnya daya beli customer. Dan memanfaatkan produk dan asset yang telah dimiliki oleh
perusahaan untuk meningkatkan keberhasilan di dua tipe inovasi yang akan mendukung
pertumbuhan perusahaan.
Model kuantifikasi ini masih perlu dikembangkan dan diuji efektifitasnya di industry lainnya. Baik
dalam menentukan nilai di tiap element tipe innovation maupun menentukan fokus inovasi yang
akan dituju dan juga menentukan banyaknya tipe inovasi. Kami berpikir bahwa ini sebagai langkah
awal untuk mendukung banyak perusahaan dalam meningkatkan daya saingnya dengan melakukan
banyak inovasi.
Kata kunci: solusi digital, inovasi, bisnis model, sepuluh tipe inovasi