COVER Tyas Kiranandaru Pawestri
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza BAB 1 Tyas Kiranandaru Pawestri
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza BAB 2 Tyas Kiranandaru Pawestri
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza BAB 3 Tyas Kiranandaru Pawestri
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza BAB 4 Tyas Kiranandaru Pawestri
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza PUSTAKA Tyas Kiranandaru Pawestri
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza
Ketikaku sudah berjalan sejak Februari 2019. Selama 7 bulan berjalan, Ketikaku berhasil mendapatkan 197 pengguna dengan konten cerita sebanyak 50 judul. Namun pertumbuhan sangat lama. Iklan dan metode promosi lainnya sudah digunakan untuk meningkatkan jumlah pengguna, tetapi bounce rate kunjungan ke laman Ketikaku meningkat hingga 66,86%. Tingginya bounce rate mengindikasikan produk tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna, produk tidak sesuai dengan pasar yang dituju, konten laman kurang menarik, dan juga value proposition yang ditawarkan tidak sesuai. Pendiri Ketikaku juga tidak memahami dngan baik target pasar yang ingin dituju. Hal ini pula lah yang menjadi faktor tidak tercapainya product-market fit. Pivoting diperlukan untuk mencapai product-market fit. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memberikan usulan pengembangan produk baru dengan value proposition yang sudah tervalidasi.
Identifikasi pelanggan dilakukan untuk menentukan target penelitian. Matriks yang digunakan untuk identifikasi pelanggan adalah the SPA (Size, Pain, Access). Pendeketan yang digunakan setelah mengidentifikasi pelanggan adalah design thinking. Terdapat lima tahapan pada proses design thinking. Tahap pertama yaitu empathize dengan tujuan untuk mengetahui apa yang dirasakan, dikatakan, dipikirkan, dan dilakukan pelanggan dalam menerbitkan sebuah karya. Metode yang dilakukan pada tahap ini adalah wawancara 2 orang pengguna (persona), 1 orang anti-persona, dan 2 orang buyer-persona. Tahap selanjutnya adalah define, bertujuan untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan pelanggan. Pendekatan yang digunakan adalah value proposition canvas. Pada tahap ini ditemukan bahwa dua permasalahan utama pada pengguna adalah pendapat menulis yang rendah dan minimnya pengetahuan tentang penulisan dan penerbitan. Tahap ketiga adalah ideate. Pendekatan yang digunakan adalah value proposition canvas dengan metode brainstorming dengan tim Ketikaku. Pada tahap ini disimpulan dua produk alternatif untuk menjawab permasalah pengguna, yaitu agen literasi berbasis komunitas sebagai alternatif 1 dan media informasi sebagai alternatif 2. Tahap keempat yaitu prototype, pembuatan MVP (minimum viable product). Pada tahap ini dibuat konsep kedua alternatif lalu dibuat dalam bentuk feed Instagram. Tahap kelima adalah testing, bertujuan untuk menguji MVP. Pengujian dilakukan menggunakan dua metode yaitu wawancara pengguna dan penyebaran iklan Instagram lalu mengukur conversion rate dari tiap konsep.
Hasil dari pengujian MVP adalah, produk yang paling sesuai berdasarkan pengujian trifakta inovasi yaitu alternatif 1, dengan value proposition baru yang ditawarkan adalah, Ketikaku sebuah literasi agen berbasis komunitas yang membantu penulis berkembang dan menjual karya mereka. Namun alternatif 2 direkomendasikan dilakukan sebagai alternative peningaktan awareness, karena dari hasil pengujian MVP jumlah pengikut instagram Ketikaku meningkat empat kali lebih banyak pada saat periode pengujian alternatif 2. Rekomendasi tersebut akan diimplementasikan pada tahun 2020. Segala rencana implementasi bersifat adaptif berdasarkan hasil pemantauan selama pelaksanaan.