digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2020 TA PP ALIFTIA FEBRINA 1.pdf)u
Terbatas Noor Pujiati.,S.Sos
» ITB

Indonesia dikenal sebagai negara agraris. Sejak zaman Neolitikum manusia purba bangsa Melayu Austronesia mulai mengenal bercocok tanam dengan ditemukannya peninggalan perkakas bersejarah yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Museum Tani Jawa Indonesia merupakan salah satu fasilitas untuk memberi informasi dalam bidang agrikultur di Indonesia. Namun, dewasa ini museum di Indonesia yang berisi begitu banyak benda bersejarah jarang sekali dikunjungi oleh masyarakat karena memiliki stereotipe yang terkesan kuno, tua, dan tidak terawat. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa desain interior, untuk berkontribusi dalam meningkatkan minat dan apresiasi masyarakat dalam konteks agrikultur di Museum Tani Jawa Indonesia, maka dilakukanlah penelitian ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana video mapping pada alternatif display gubahan ruang interior museum dapat menjembatani penyampaian informasi sebagai nilai tambah dalam konteks ilmu pengetahuan, sosial, dan budaya agraris secara kognitif, afektif, dan kinestetik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, yaitu dengan melakukan analisis dan interpretasi terhadap teks hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi lapangan. Penelitian dimulai dengan melakukan observasi lapangan untuk mengumpulkan data mengenai kondisi Museum Tani Jawa Indonesia dan durasi waktu pengunjung mengamati objek pamer yang berkaitan dengan penerimaan informasi dalam proses belajar kognisi, afeksi, dan kinestetik dalam Taksonomi Bloom. Data yang telah terkumpul tersebut selanjutnya dideskripsikan iv secara mendetail untuk kemudian dipilah dan dipilih yang penting dan berguna dalam penelitian ini. Tahap selanjutnya adalah menkonstruksi, menganalisa, serta membandingkan data tersebut dengan Taksonomi SOLO. Analisa yang dilakukan adalah apakah penyampaian informasi visual-tekstual konvensional dalam Museum Tani Jawa Indonesia dapat mempengaruhi proses belajar pengunjung dan apakah video mapping sebagai alternatif display atraktif yang melibatkan audio-visual dapat dimanfaatkan sebagai nilai tambah penyampaian informasi agraris di Museum Tani Jawa Indonesia. Kesimpulan atas analisa yang telah dilakukan tersebut adalah bahwa potensi alam agraris, khususnya padi, dalam konteks ilmu pengetahuan, sejarah, sosial, dan budaya dalam fasilitas Museum Tani Jawa Indonesia dapat disajikan dengan menggunakan teknik video mapping. Video mapping pada alternatif display Museum Tani Jawa Indonesia dapat menjembatani penyampaian informasi sebagai nilai tambah dalam konteks ilmu pengetahuan, sosial, dan budaya padi secara kognitif, afektif, dan kinestetik.