digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT. Semen Baturaja Tbk merupakan perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia sebesar 75.51%. Pada tahun 2015, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk resmi, melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia melalui penerbitan saham baru atau Initial Public Offering (IPO) dengan kode saham SMBR. Perseroan melepas 23,76% saham ke publik atau sebanyak 2.337.678.500 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham, dijual dengan harga Rp560 per saham dengan hasil emisi sebesar Rp1,3 triliun. Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan pertumbuhan industri semen tahun ini sebesar 4,3 persen. Target tersebut diyakinkan dapat tercapai sebab Pemerintah menjamin iklim usaha yang kondusif di dalam negeri (Republika, 11Juni 2019) Di sektor properti pun pemerintah juga fokus membangun hunian dengan target pembangunan rumah 1.250.000 rumah. Pemerintah juga mendorong pembangunan hunian bagi ASN, TNI dan Polri yang bakal tercatat ke dalam capaian program Sejuta Rumah. Pada 2020, pemerintah menargetkan membangun jalan tol sepanjang 600 km. Selain itu akan dibangun juga jalan non tol sepanjang 500 km. Rencana tersebut diharapkan bisa mendongkrak konsumsi industri semen nasional (CNBC, 18 July 2019) Sejak Juni 2018, harga saham perusahan prosuden semen cendrung bergerak naik, hanya saham PT Semen Baruraja yang mengalami trending menurun samapai quratal III tahun 2019. Dari masalah tersebut diatas, tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mencari nilai intrinsik PT Semen Baturaja Tbk. Tugas akhir ini akan melakukan penelitian pada valuasi saham PT Semen Baruraja Tbk, dan akan ditulis dari sudut pandang investor. Tujuan dari tugas akhir ini adalah mengidentifikasi analisis internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja saham perusahaan, mengevaluasi harga intrinsik dari saham SMBR apakah saham tersebut undervalued atau overvalued dan memberikan rekomendasi investasi bagi investor apakah akan membeli, menahan atau menjual saham SMBR. Analisis eksternal terdiri dari kondisi ekonomi makro global dan nasional, kondisi industri semen, dan analisis SWOT. Analisis internal dilakukan dengan menggunakan metode analisis rasio keuangan. Berdasarkan analisis eksternal dan internal, penilaian harga saham dilakukan. Rekomendasi investor akan menjadi hasil penilaian harga saham. Absolut Valuation digunakan untuk menilai target harga saham SMR. Absolute valuation mengacu pada pendekatan penilaian bisnis yang menggunakan analisis Discounted Cash Flow (DCF) untuk menentukan nilai wajar perusahaan. Hasil evaluasi yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa harga saham SMBR dinilai overvalued. Dengan menggunakan metode discounted cash flow, nilai intrinsik per saham SMBR negatif IDR 78 per saham, jauh di bawah harga pasar Rp 486 per saham dengan selisih lebih Rp 564 per saham. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan perubahan nilai komponen yang mempengaruhi nilai intrinsik per saham (beta, tingkat bebas risiko, suku bunga, tarif pajak, dan pertumbuhan terminal) hingga beberapa persen, perubahan nilai intrinsik per saham tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Harga target untuk saham SMBR kurang dari 15% dari harga pasar, harga pasar SMBR adalah Rp486 per saham pada 3 Desember 2019, harga target saham SMBR adalah negatif Rp75 per saham. Berdasarkan hasil tersebut, rekomendasi akhir kepada investor adalah menjual saham SMBR.