digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Latar Belakang dan Tujuan: Cabai jawa (Piper retrofractum Vahl.) adalah salah satu tanaman unggulan Indonesia yang jumlahnya melimpah. Cabai jawa banyak digunakan sebagai afrodisiak dan antiradang, sedangkan di beberapa negara, suku tanaman ini (Piperaceae) digunakan dalam pengobatan tradisional untuk berbagai jenis kanker. Meskipun secara tradisional sudah banyak yang menggunakan sebagai antikanker, namun data ilmiah terkait aktivitas antikanker tanaman ini masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas inhibisi topoisomerase dan efek sitotoksik ekstrak buah cabai jawa dan isolatnya. Metode: Pengujian aktivitas inhibisi Topoisomerase dilakukan melalui metode Mechanism-based yeast bioassay menggunakan 4 galur ragi Saccharomyces cerevisiae : galur wild type, galur 1138 (defisiensi rad52), 1140 (overekspresi topoisomerase I), dan 1353 (overekspresi topoisomerase II). Pengujian aktivitas sitotoksik dilakukan pada kultur sel kanker payudara MCF-7 menggunakan metode MTT (3-(4, 5-dimethylthiazolyl-2)-2,5-diphenyltetrazolium bromide) assay. Terhadap ekstrak teraktif dilakukan isolasi sehingga didapatkan isolat murni. Isolat yang diperoleh dikarakterisasi dengan KLT 2 dimensi, penetapan jarak lebur, spektrofotometer IR, spektrometer RMI proton dan RMI karbon. Hasil: Diperoleh dua senyawa aktif dari fraksi n-heksan. Isolat 1 diidentifikasi sebagai Piperin, memberikan nilai IC12 pada galur 1138, 1140,dan 1353 berturutturut sebesar 1685±47, 2114±252, 3034±139 ?g/mL serta memberikan IC50 sebesar 37±3 ?g/mL pada uji sitotoksik sel kanker MCF-7. Isolat 2 diduga merupakan ?-kariofilen memberikan nilai IC12 pada galur 1138, 1140,dan 1353 berturut-turut sebesar 2554±70, 2681±312, 3893±163 ?g/mL serta memberikan IC50 sebesar 16±2 ?g/mL pada uji sitotoksik sel kanker MCF-7. Sebagai pembanding digunakan doksorubisin yang memberikan nilai IC12 pada galur 1138, 1140,dan 1353 berturut-turgut sebesar 125±17, <60, 221±8 ?g/mL serta memberikan IC50 sebesar <2.5 ?g/mL pada uji sitotoksik sel kanker MCF-7. Kesimpulan: Kedua isolat yang didapatkan memiliki aktivitas inhibisi Topoisomerase I dan II pada ragi mutan, akan tetapi tidak bersifat sitotoksik terhadap sel kanker payudara MCF-7.