Pisang adalah buah klimakterik yang pematangannya ditandai dengan peningkatan
drastis produksi etilen dan respirasi yang menyebabkan pematangannya cepat dan umur
simpan yang pendek. Aplikasi penyalutan kitosan adalah salah satu teknologi
pascapanen untuk memperpanjang umur simpan pisang. Efek kitosan untuk menunda
pematangan buah pisang telah dikonfirmasi melalui analisis fisik dan kimia oleh
Lustrine dkk. (2018), namun penelitan yang dilakukan tidak meliputi analisis
trankriptom. Pengetahuan tentang ekspresi gen akan membantu untuk memahami
mekanisme kitosan dalam menunda pematangan pisang. Oleh karena itu, analisis
transkriptom (RNA-seq) digunakan dalam penelitian ini sebagai dasar untuk mengetahui
gen-gen yang mengalami perubahan profil ekspresi pada pematangan pisang yang
disalut kitosan dan tidak disalut kitosan. Pisang Cavendish (Musa acuminata) matang
hijau dicelupkan ke dalam kitosan 1,25% kemudian disimpan selama 7 hari pada suhu
kamar. Total RNA dari pisang mentah (hari ke-1) dan matang (hari ke-7) diisolasi dan
disekuensing menggunakan Illumina HiSeqTM 2000 dan masing-masing menghasilkan
lebih dari 17.000.000 high quality paired-end reads. Reads kemudian dipetakan
terhadap genom referensi Musa acuminata DH Pahang v2. Secara keseluruhan, 1,791
dan 263 gen yang diekspresikan berbeda (log2 fold change ? |1|) oleh pisang disalut
kitosan hari ke-1 dan hari ke-7, masing-masing, dibandingkan dengan kontrol.
Ditemukan juga 7340 dan 8142 gen diekspresikan berbeda oleh pisang matang disalut
kitosan dan pisang matang kontrol dibandingkan dengan pisang mentah pada masingmasing
perlakuan. Hasil analisis KEGG (Kyoto Encyclopedia of Genes and Genomes)
pathway menyoroti modulasi gen yang berbeda terkait jalur glikolisis, fermentasi dan
degradasi pati. Gen-gen yang terlibat dalam jalur tersebut mengalami perubahan
ekspresi karena aplikasi penyalutan pisang dengan kitosan. Hasil RNA-Seq
dikonfirmasi menggunakan qPCR untuk 5 gen yang dipilih. Hasilnya menunjukkan
bahwa gen PKM2 (Ma09_g24220) dan BAM3 (Ma04_g18390) dapat digunakan sebagai
kandidat penanda untuk membedakan pematangan pada pisang disalut kitosan dan tidak
disalut kitosan (kontrol). Hasil ini mengindikasikan bahwa metoda transkriptomik dapat diaplikasikan untuk menentukan gen-gen yang dapat menjadi parameter perubahan
molekuler pada pematangan pisang yang disalut kitosan dan tidak disalut kitosan.