digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Aldo Febriansyah Putra
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER Aldo Febriansyah Putra
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 1 Aldo Febriansyah Putra
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 2 Aldo Febriansyah Putra
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 3 Aldo Febriansyah Putra
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 4 Aldo Febriansyah Putra
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 4 Aldo Febriansyah Putra
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 4 Aldo Febriansyah Putra
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 4 Aldo Febriansyah Putra
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 4 Aldo Febriansyah Putra
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 5 Aldo Febriansyah Putra
PUBLIC Irwan Sofiyan

PUSTAKA Aldo Febriansyah Putra
PUBLIC Irwan Sofiyan

Cekungan Ombilin merupakan half-graben yang terbentuk di Paleogen dan saat ini menjadi bagian dari Pegunungan Barisan di Sumatra Tengah bagian barat. Studi ini membahas evolusi Cekungan Ombilin berdasarkan peran sesar. Evolusi cekungan dikaji berdasarkan integrasi interpretasi penginderaan jauh dan analisis bawah permukaan. Interpretasi penginderaan jauh menggunakan Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer Global Digital Elevation Model (ASTER GDEM). Interpretasi penginderaan jauh menghasilkan kelurusan sesar permukaan. Analisis bawah permukaan menggunakan 47 penampang seismik 2- dimensi dan tiga sumur. Data sumur mencakup log talikawat, data vertical seismic profiling, laporan biostratigrafi, dan laporan reflektansi vitrinit. Analisis bawah permukaan menghasilkan unit kronostratigrafi, penampang struktur, peta struktur waktu bawah permukaan, peta isokron, dan sejarah pemendaman. Pemodelan sejarah pemendaman menggambarkan mekanisme penurunan cekungan. Cekungan Ombilin memiliki tren sesar berarah baratlaut-tenggara, utara-selatan, dan timurlaut-baratdaya. Sesar Takung dengan tren baratlaut-tenggara di utara cekungan berperan sebagai sesar utama dan membuat Cekungan Ombilin miring ke arah timurlaut. Tren utara-selatan dan timurlaut-baratdaya merupakan sesar melintang (transverse faults). Tren lipatan di cekungan ini adalah baratlauttenggara. Cekungan Ombilin memiliki tiga fase tektonik, yaitu fase ekstensional (Eosen Tengah – Oligosen), kompresional (Oligosen Akhir dan Pliosen Akhir - Resen), dan penurunan cekungan akibat termal (Miosen Awal – Pliosen Akhir). Fase ekstensional bekerja secara menyerong untuk memungkinkan sesar normal pada tren-tren sesar yang ada. Pengangkatan dan erosi di Oligosen Akhir dilanjutkan dengan sedimentasi pada Miosen Awal – Pliosen Akhir. Fase kompresional dicirikan dengan inversi sesar-sesar berarah baratlaut-tenggara, sementara tren sesar berarah utara-selatan dan timurlaut-baratdaya tereaktivasi menjadi sesar geser menganan.