digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER REZA ARMANDA 22018310.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 1 REZA ARMANDA 22018310.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 2 REZA ARMANDA 22018310.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 3 REZA ARMANDA 22018310.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 4 REZA ARMANDA 22018310.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 5 REZA ARMANDA 22018310.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

PUSTAKA Reza Armanda
PUBLIC Dedi Rosadi

Lapangan WFH merupakan lapangan minyak bumi yang diproduksikan sejak tahun 2005 dengan cadangan sebesar 120 juta barel dan mencapai puncak produksi dengan laju 4000 barel minyak perhari. Batuan reservoir dari lapangan ini berupa batugamping formasi Tomori yang berumur Miosen Awal dengan porositas matriks rata-rata sebesar 8% (dibawah cut off zona produktif). Berdasarkan hasil studi batuan inti, interpretasi log gambar dan analisis tes produksi sumur, reservoir di lapangan WFH ini berasosiasi dengan rekahan alami yang mengontrol kualitas dari reservoir. Berdasarkan indikasi tersebut perlu dilakukan suatu pemodelan reservoir rekahan alami untuk mengoptimalkan produksi dari lapangan ini. Metoda Elastik Dislokasi (Elastic Dislocation) merupakan metoda yang digunakan dalam penelitian ini untuk melakukan prediksi orientasi, kemiringan dan intensitas rekahan dari suatu proses deformasi yang terjadi. Setelah mendapatkan orientasi dan kemiringan dari suatu rekahan, selanjutnya dilakukan pemodelan rekahan yang berpotensi membuka akibat kondisi tekanan saat ini (critically stressed fracture). Pemodelan ini dilakukan dengan menentukan persebaran nilai slip tendency, dilation tendency dan slip stability pada reservoir dilapangan WFH. Secara kolektif ketiga parameter tersebut memberikan nilai fisik mengenai kecendrungan suatu rekahan akan terbuka (permeable zone) yang akan berpotensi menjadi zona produktif. Hasil pemodelan orientasi rekahan pada lapangan WFH dengan metode Elastik Dislokasi menujukkan arah yang relatif timurlaut-baratdaya dengan kemiringan 34-65 derajat. Intensitas rekahan yang tinggi terkonsentrasi pada lengkungan maksimum dari struktur di lapangan WFH dan berasosiasi pada bidang sesar dengan nilai pergeseran yang tinggi. Pemodelan slip tendency mengindikasikan beberapa zona rekahan telah memasuki zona kritis (critically stressed fracture). Berdasarkan pemodelan dilation tendency yang dilakukan terdapat beberapa zona rekahan dengan nilai yang tinggi yang menunjukkan kecendrungan rekahan akan semakin terbuka dan memiliki kemampuan dalam mentransimisikan hidrokarbon. Integrasi zona produktif terhadap kecepatan produksi memberikan korelasi yang positif dimana sumur yang menembus zona produktif dengan trajectori yang relatif sejajar dengan arah rekahan kritis akan memberikan laju produksi lebih besar dilapangan ini.